Borneo Hits

Antisipasi Gangguan, BPAM Banjarbakula Disarankan Punya Opsi Alternatif

Said Abdullah, memerintahkan Balai PAM (BPAM) Banjarbakula untuk menjalankan alternatif cara agar air baku dapat terdistribusi selama pengerjaan pipa berlangsun

Featured-Image
Progres perbaikan pipa transmisi air baku BPAM Banjarbakula. Foto : Instagram Wali Kota Banjarbaru

bakabar.com, BANJARBARU - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjarbaru Said Abdullah, meminta Balai PAM (BPAM) Banjarbakula menjalankan cara alternatif agar air baku dapat terdistribusi selama pengerjaan pipa transmisi GRP diameter 1.200.

Diketahui layanan distribusi air bersih kepada warga Banjarbaru terganggu akibat perbaikan kebocoran pipa yang belum rampung selama dua pekan terakhir hingga, Senin (22/4). 

Pemerintah pun menggelar rapat bersama BPAM Banjarbakula, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Dinas PUPR Kalimantan Selatan hingga PTAM Intan Banjar.

Rapat tersebut menghasilkan tiga alternatif cara agar air tetap bisa mengalir. Salah satunya yaitu dengan pengambilan air di irigasi. 

"BPAM merencanakan perbaikan kembali selama tiga hari lagi, karena perbaikan pertama masih rembes. Namun sebelum aliran ditutup sementara, mereka sepakat melakukan opsi alternatif," jelas Said Abdullah, Selasa (23/4) siang.

"Dalam keadaan mendesak seperti sekarang, BPAM Banjarbakula dapat menggunakan air baku dari irigasi dengan rekomendasi dari BWS," tambahnya.

Pemanfaatan air baku irigasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pompa booster satu atau intek jaringan PTAM Intan Banjar kemudian didistribusikan ke PAM Banjarbakula dan didistribusikan ke masyarakat.

PAM Banjarbakula juga diperkenankan menggunakan booster satu yang sekarang menganggur dengan kapasitas 250 liter per detik untuk digunakan mensuplai air. 

"Kesepakatan tersebut diambil bersama BWS yang mempunyai kewenangan terkait air irigasi, serta punya alat untuk menyalurkan air baku tersebut," tegas Said.

Tiga kesepakatan itu harus dijalankan selama proses perbaikan pipa berlangsung. Baru kemudian BPAM Banjarbakula dapat menutup saluran untuk melakukan perbaikan.

"Sebelumnya memang belum ditemukan solusi dan tidak optimal dikerjakan. Ini adalah SOP kalau terjadi kembali kebocoran, sehingga pihak terkait bisa langsung bergerak," jelas Said.

Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Banjarbaru, M Kanafi, menambahkan sedianya air irigasi diperuntukkan khusus pertanian, bukan air minum. 

"Namun dalam kondisi mendesak, air irigasi dapat digunakan menggunakan saluran terdekat untuk penyediaan air baku," tukas Kanafi.

"Saluran milik PTAM Intan Banjar hanya 250 liter per detik, sedangkan kebutuhan Banjarbaru 750 liter per detik," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner