bakabar.com, BANJARBARU – Mengantisipasi ancaman non militer di era milineal, Pemkot Banjarbaru melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar sosialisasi peningkatan kesadaran bela negara 2021.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya cegah dini serta antisipasi terhadap segala bentuk ancaman yang akan mengganggu stabilitas keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan di wilayah Kota Banjarbaru,” ujar Kepala Badan Kesbangpol Banjarbaru Abdul Malik kepada bakabar.com, Kamis (3/6/2021).
Katanya, kegiatan ini sebagai upaya peningkatan rasa bela negara dan cinta tanah air dikalangan masyarakat dengan pembinaan pengurus dan anggota Ormas se – Kota Banjarbaru.
“Kita perlu menimbulkan kesadaran diri dalam membela negara, karena pengaruh medsos saat ini sangat luar biasa. Perang yang sesungguhnya adalah menghadapi hoax, ujaran kebencian, narkotika, terorisme, dan radikal yang marak diedarkan melalui online. Mudah mudahan dengan sosialisasi ini kami bisa membangun kesadaran diri masyarakat,” harapnya.
Meski demikian, diungkapkannya kondisi Banjarbaru saat ini terbilang kondusif.
“Kondisi Banjarbaru aman, tetapi kita tetap harus meningkatkan pertahanan negara, kita berupaya memberikan kesadaran melalui sosialisasi bela negara. Insyaallah melalui mereka (peserta/ormas) yang hadir akan membantu menyampaikan ke organisasinya, kita yakin cara ini efektif,” tukasnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru yang dalam kesempatan ini diwakili Asisten I, Bidang Pemerintahan Kota Banjarbaru Fahruddin mengatakan tujuan dari penyelenggaraan kegiatan ini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan mengaktualisasikan nilai – nilai pancasila UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Sehingga tercipta kesadaran bela negara dalam penguatan pemahanan berbangsa dan kehidupan bermasyarakat bernegara dalam keanekaragaman ras, suku sosial dan orientasi budaya agama kemasyakatan,” ucapnya.
Bangsa Indonesia, katanya memasuki era milenial dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat dan canggih ditambah perkembangan globalisasi yang sangat dinamis telah menimbulkan bentuk bentuk ancaman, tantangan dan hambatan yang semakin kompleks, sulit diprediksi dan cenderung mengkhawatirkan dalam setiap aspek berbangsa dan bernegara.
“Saat ini bentuk ancaman terhadap negara kita tidak berwujud kekuatan militer saja namun juga non militer seperti terorisme, gerakan saparatisme, cyber attack, peredaran gelap narkoba, pencurian Sumber Daya Alam, ujaran kebencian, berita bohong, korupsi dan radikalisme,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya jiwa bela negara bagi setiap warga negara Indonesia adalah hak dan sekaligus menjadi kewajiban untuk menghadpi semua potensi ancaman yang sedang dan akan dihadapi.
“Harapan saya, semua peserta yang hadir mampu menjadi kader regenerasi pembangunan bertanggung jawab untuk menegakkan nilai – nilai pancasila dan UUD 1945. Saudara – saudara harus mampu menjadi agen perubahan, dilingkungan masing masing,” pungkasnya.