bakabar.com, BANJARMASIN – Di tengah ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Sahabat Bekantan Indonesia mewanti-wanti terjadinya konflik antara bekantan dengan warga.
“Kita terus meminimalisir terjadinya konflik antara bekantan dan warga setempat,” ucap Ketua Sahabat Bekantan Indonesia, Amelia Rezeki kepada bakabar.com, belum lama tadi.
Demi mencapai tujuan itu, mereka telah membentuk satuan tugas (satgas) Bekantan yang bertugas memantau habitat, khususnya di luar kawasan konservasi.
“Dalam program SBI terkait patroli dan rescue, kami telah membentuk satgas bekantan yang bertugas memantau habitat bekantan, khususnya di luar kawasan konservasi,” beber Dosen Biologi FKIP ULM ini.
Sepanjang lima tahun ke belakang, mereka sudah 45 kali melakukan evakuasi bekantan di Kalsel. Di mana rata-rata disebabkan karhutla.
“Kami juga melibatkan warga lokal untuk berpartisipasi dalam mengawasi kawasan habitat bekantan,” pungkasnya.
Sebelumnya, selama Pandemi Coronavirus Disease 2019, biaya operasional rehabilitasi bekantan di Kalsel mengalami peningkatan. Bahkan, mencapai 20 – 25 juta per bulan.
Hal yang sama, kata dia, dirasakan sebagian Non Government Organization (NGO) lain yang bergerak di bidang penyelamatan satwa liar seperti orangutan.
“Seperti kita ketahui, Covid-19 cukup rentan bisa menularkan kepada satwa, sehingga upaya perawatan di pusat rehabilitasi menggunakan proteksi yang lebih intensif,” katanya.
Sementara di sisi lain, sambung dia, supplier pakan berkurang dan alat pelindung diri (APD) cukup mahal.
“Salah satu platform penunjang operasional kami untuk kegiatan rehabilitasi dari kegiatan ekowisata pun terhenti, banyak kegiatan kunjungan dari luar negeri dan luar daerah yang dibatalkan,” bebernya.
Adapun salah satu solusi yang sudah mereka lakukan bersama BKSDA Kalsel, yakni mempercepat pelepasliaran bekantan. Di mana jumlahnya sebanyak empat ekor.
“Kami berharap pandemi ini segera berakhir, banyak tugas lapangan yang harus diselesaikan. Mengingat musim Karhutla mengancam dalam beberapa bulan ke depan,” tutupnya.
Editor: Syarif