bakabar.com, BANJARMASIN – Pengamat Tata Kota dari Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) Kalimantan Selatan, Subhan Syarief, meminta keretakan pada tembok RS Sultan Suriansyah tidak diremehkan Pemkot Banjarmasin.
Kendati masih terlalu dini menyamakannya dengan isyarat Alfamart yang ambruk di Gambut, Subhan meminta Pemkot sesegera mungkin melakukan tes dan kajian kelaikan secara mendalam.
"Secara prinsip, sebaiknya dilakukan audit teknis terhadap komponen struktur bangunan, termasuk tes lab terhadap keandalannya," ujarnya dihubungi bakabar.com, Rabu (18/5) malam.
Secara umum, terdapat beragam aspek penyebab keretakan pada dinding. Pertama bisa karena kesalahan pengerjaan sedari awal.
Misal, kata Subhan, tak ada angker atau besi penguat pada hubungan kolom dengan dinding.
Bisa juga, karena aspek kualitas material atau campuran plester atau dinding pengisinya atau bata ringan atau batanya yang kurang memenuhi syarat.
Di lain sisi, sambung Subhan, keretakan pada tembok bisa akibat penurunan area struktur bawah atau pondasi.
“Dari sanalah yang akhirnya menarik dinding bata tersebut sehingga terjadi keretakan,” sambung ahli hukum konstruksi ini.
Untuk lebih memastikan, Subhan menyarankan tim teknis dari Pemkot Banjarmasin melihat juga area lantai keramik bangunan.
Terkhusus pada bagian ujung lantai atau pertemuan dengan ujung dinding kemudian pada bagian pintu dan jendela.
Yang perlu dicermati, kata Subhan, jika pada bagian lantai terdapat retak diikuti area jendela dan pintu yang sulit dibuka.
“Apalagi bangunan ini ‘kan terletak di tepi sungai. Hal tersebut tentu mesti perlu lebih dicermati,” ujarnya,
Sekalipun sudah mencapai tanah keras, tapi faktor penurunan bukan saja hanya terkait dengan hal bagian tiang pancangnya.
“Masih ada pengaruh faktor lainnya," sambungnya lagi.
Untuk menentukan penurunan bangunan, Subhan menerangkan tak bisa hanya dilihat sesaat pada suatu kondisi saja. Lihat juga balok dan kolomnya.
“Ketika terlihat tak ada keretakan lalu disimpulkan itu tidak masalah, padahal bisa saja keretakan tersebut sebagai isyarat awal terjadi penurunan,” ungkapnya.
Menurutnya, kerusakan bangunan erat kaitan tanggung jawabnya dengan kontraktor pelaksana. Alasannya, karena bangunan ini termasuk bangunan baru. Belum berusia 10 tahun.
"Bila keretakan tersebut menyebabkan tak bisa berfungsinya bangunan secara maksimal maka bisa saja pihak pelaksana diminta memperbaikinya," pungkasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, sejumlah tembok RS Sultan Suriansyah mengalami keretakan. Dari foto yang terima bakabar.com, Rabu (18/5) keretakan terlihat di setiap sudut ruangan. Mulai ruang ICU, ruang inap anak, ruang jaga kamar operasi, instalasi gawat darurat (IGD) yang selesai dibangun 2016 silam, hingga bagian luar bangunan.
Merespons itu, Direktur RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin, Muhammad Syaukani langsung berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin guna mengetahui kelaikan bangunan.
Hasil pemeriksaan PUPR, Syaukani menyampaikan jika kondisi bangunan yang dikerjakan sejak periode pertama Wali Kota Ibnu Sina itu, aman.
"Selama balok dan kolom tidak ada kerusakan," tegasnya.
Syaukani kemudian meminta agar keretakan tembok pada RS Sultan Suriansyah tidak disamakan dengan kasus Alfamart di Gambut yang ambruk beberapa waktu lalu.
"Sama pondasi kita itu 'kan sudah sampai tanah keras, tidak bisa disamakan dengan Alfamart," jelasnya.
Di lain pihak, Ketua Komisi 3 DPRD Banjarmasin, Hilyah Aulia berjanji bakal segera melakukan inspeksi.
"Secepatnya kami ke sana, nanti langsung sama-sama dengan PUPR," pungkasnya.
Sekadar pengingat, proyek RS Sultan Suriansyah selesai akhir 2019 lalu. Pembangunan RS lima lantai menelan biaya tak kurang dari Rp180 miliar bersumber dari APBD Kota Banjarmasin.
Tembok RS Sultan Suriansyah Retak-Retak, Direktur: Tak Bisa Disamakan Alfamart