bakabar.com, BANJARMASIN – Perlahan namun pasti, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi menuju fase endemi.
Pemerintah mengklaim penularan Covid-19 di Indonesia sudah berkurang signifikan. Data Satgas Covid-19 mencatat angka kasus berada di bawah 1.000 selama 25 hari terakhir.
Selain itu, angka keterisian tempat tidur rumah sakit berada di angka 2 persen, begitu pula jumlah kematian akibat corona sudah menurun.
Akhir April lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan hati-hati dalam masa transisi dari pandemi menuju endemi.
“Saya tidak ingin kayak negara-negara lain, buka masker, ndak, ini masih ada transisi,” kata dia.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna pada Senin, 9 Mei 2022 lalu, Jokowi juga memastikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih terus diterapkan, meski kasus aktif harian Covid-19 di Tanah Air sudah menurun.
Selaras dengan itu, Anggota Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin turut angkat bicara.
"Keinginan kita idealnya pandemi Covid-19 ini dapat diakhiri dan lenyap dari muka bumi sehingga tidak ada transformasi ke endemik," ucapnya kepada bakabar.com, Kamis (12/5).
Situasi endemik, kata dia, berarti Covid-19 tetap ada. Dapat muncul di berbagai wilayah.
Sebagaimana keberadaan penyakit menular lainnya. Seperti malaria, demam berdarah, TBC, dan HIV.
"Mengharapkan Covid-19 betul-betul lenyap sepertinya tidak mungkin. Karena itulah muncul rencana transisi dari pandemi menuju endemi," ujarnya.
Dalam sejarah, hanya penyakit cacar yang dapat diberantas. Itupun memerlukan waktu selama 200 tahun.
Tapi bukannya tidak mungkin. Lenyapnya suatu penyakit menular ke depannya karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berkaitan dengan kesehatan, obat dan vaksin. Hanya saja saat ini belum terbayang Covid-19 akan lenyap.
Menurutnya, langkah pemerintah untuk tidak terburu-buru membuka pelonggaran secara total menuju transisi endemik sudah tepat.
Kata Taqin, pemerintah mesti belajar dari pengalaman negara-negara lain yang sudah mencabut aturan protokol kesehatan, termasuk boleh tidaknya menggunakan masker di tempat umum yang akhirnya mengalami ledakan kasus Covid-19.
Seperti di Amerika Serikat dan Inggris yang hingga saat ini merupakan negara dengan jumlah kasus konfirmasi serta kematian Covid-19 terbanyak di dunia.
Merujuk pada Ourworldindata.org, pada periode 1-10 Mei 2022, rata-rata setiap hari dikonfirmasi lebih dari 70 ribu kasus baru di Amerika dan lebih dari 11 ribu kasus baru di Inggris.
Sementara kasus kematian harian di Amerika mencapai lebih dari 438 kasus dan di Inggris 180 kasus.
Transisi menuju endemik berarti penyakit akibat virus Corona ini penularannya sudah terbatas dan bersifat lokal.
"Artinya kita juga harus memperhatikan situasi global. Jika penyebaran Covid-19 masih terjadi secara luas dan global maka keadaannya masih pandemik bukan endemik," tuturnya.
Apalagi, ujarnya, jika muncul varian-varian baru yang berbahaya sehingga penularannya menjadi sangat cepat pada waktu-waktu tertentu.
Hal yang sangat penting adalah vaksinasi terus dijalankan sehingga mayoritas penduduk Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster.
Usaha menciptakan kekebalan buatan ini sangat penting di masa transisi menuju endemik dalam rangka menurunkan risiko jika tertular Covid-19.
Selain vaksinasi dan situasi global, langkah lainnya yang perlu diperhatikan adalah memastikan stabilnya tingkat penularan pada level yang rendah.
Begitu pula angka kejadian masuk rumah sakit dan kasus kematian stabil pada tingkat yang rendah dan bersifat lokal.
Tentu status endemik merupakan domain pemerintah pusat bukan pemerintah daerah. Namun Kalsel perlu mengondisikan capaian maksimal vaksinasi, penularan dan kasus yang minim.
Yang jelas, jika proteksi maksimal melalui vaksinasi dan kasus yang minim dapat dicapai akan sangat membantu pemulihan ekonomi.
Hal ini tergambar dari mulai menggeliatnya sektor-sektor ekonomi Kalsel di luar sektor pertambangan sejak akhir tahun lalu.
Data rilis terbaru Badan Pusat Statistik menunjukkan perekonomian Kalsel tumbuh 3,49 persen pada Triwulan I 2022.