bakabar.com, BALIKPAPAN – Aksi demonstrasi menolak Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Balikpapan berujung ricuh.
Unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Balikpapan digelar di simpang TL Plaza Balikpapan pada Kamis (22/7) sekira pukul 13.00 Wita.
Aksi demo berujung ricuh saat polisi hendak membubarkan massa karena dinilai melanggar protokol kesehatan.
Kapolresta Balikpapan, Kombes Pol Turmudi, mengatakan pihaknya telah mengimbau kepada mahasiswa untuk tidak berkerumun dan mengedepankan protokol kesehatan.
“Tapi mahasiswa tidak mengindahkan. Atas pertimbangan keselamatan masyarakat, kita lakukan upaya pembubaran. Pembubaran berjalan lancar, meski sedikit ricuh,” ujar Turmudi.
Ia mengatakan mahasiswa menuntut agar PPKM segera dihentikan. Mahasiswa menilai pemerintah tidak berempati kepada masyarakat.
Menyikapi permintaan itu, polisi kemudian berkoordinasi dengan perguruan tinggi dan Wali Kota Balikpapan untuk menggelar audiensi.
“Pak Wali menyanggupi untuk bertemu setelah zuhur, tapi di lapangan mereka tidak menghendaki adanya audiensi dan negosiasi. Malah justru menghendaki wali kota ke lokasi demo. Nah, ini ‘kan nggak bisa. Makanya kami ambil tindakan pembubaran,” ungkapnya.
Atas kejadian itu, 15 mahasiswa diamankan di Mapolresta Balikpapan untuk dimintai keterangan.
“Kita amankan 15 orang untuk dilakukan Rapid Test Antigen, memang begitu prosedurnya,” pungkasnya.
Dalam aksi, massa menuntut pemerintah segera mencabut aturan PPKM yang memberatkan masyarakat. Mereka menilai poin-poin didalam aturan PPKM berdampak cukup serius pada masyarakat.
“PPKM Darurat itu dianggap bentuk pelarian pemerintah terhadap Undang-Undang Karantina yang mewajibkan negara menjamin kebutuhan masyarakat,” ujar salah satu mahasiswa saat orasi.