bakabar.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto terlihat berbusana nyentrik dengan paduan warna kuning dan hijau saat menemui Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar di Plataran Jakarta Pusat, Rabu (3/5).
Pantauan bakabar.com, Airlangga tiba sekitar pukul 12.49 WIB dengan mengenakan kemeja batik berwarna hijau.
Baca Juga: Airlangga Ajak Demokrat Keluarkan Indonesia dari Middle Income Trap
Namun Menko Perekonomian ini juga melapisi kemeja batikya dengan rompi berwarna kuning senada dengan Partai Golkar.
Airlangga tiba terlebih dahulu dibandingkan Cak Imin dan mengungkap makna di balik busana nyentrik yang dikenakannya.
"Dan kita berada di hutan kota, harus serba hijau, dan kita mendorong green economy," kata Airlangga.
Baca Juga: Kenang Dua Kali Pilpres Dukung SBY, Airlangga: Filosofi Kita Sama
Tak lama berselang, pria yang akrab disapa Cak Imin tiba dengan mengenakan kemeja putih dan berpeci hitam.
Lalu Airlangga mengaku di hadapan Cak Imin terdapat sinyal-sinyal yang diartikan kerja sama politik di Pilpres 2024.
"Jadi warna bajunya sudah jelas ya, warna kuning-hijau," kata Airlangga.
Merespon itu, pria yang akrab disapa Cak Imin merasa baju yang dikenakan Airlangga merupakan tanda-tanda alam.
"Tanda-tanda alam," timpal Cak Imin.
Baca Juga: SBY dan Airlangga Bertemu di Cikeas Malam Ini, Bahas Wacana Koalisi
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar tengah melangsungkan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada hari ini, Rabu (3/5).
Sedianya, pertemuan akan berlangsung pada siang hari di salah satu restoran yang ada di Senayan, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan itu, Muhaimin dan Airlangga bakal didampingi oleh pejabat terasnya masing-masing. Ia menekankan bahwa pertemuan itu hanya Halal Bi Halal.
"Agendanya halal bi halal sekaligus tukar pikiran terkait update perkembangan politik," terang Waketum PKB Jazilul Fawaid.
Airlangga turut dihadiri oleh jajaran Wakil Ketua Umum Partai Golkar seperti Meutya Hafid, Hetifah Sjaifudian, Nurul Arifin, hingga Ahmad Doli Kurnia.
