bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin didesak untuk segera menuntaskan persoalan pembongkaran jembatan bangunan gedung (JBG) yang mandek di tengah jalan.
Sebagaimana diketahui, pemerintah masih belum membongkar sebagian JBG-JBG yang dianggap mereka sebagai biang kerok banjir awal tahun tadi.
Selain ancaman air pasang hingga 2,7 meter pada Mei mendatang, mandeknya upaya normalisasi sungai itu berpotensi memunculkan permasalahan baru.
“Jangan sampai persoalan ini menciptakan kecemburuan di kalangan masyarakat,” kata Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin, M Isnaini, kepada bakabar.com, Selasa (6/4).
Waspada! Banjarmasin Segera Dihantui Air Pasang hingga 2,7 Meter
Bukan hanya rasa iri, namun juga persoalan banjir yang mungkin tak akan kunjung selesai.
“JBG yang sudah ditandai tetap harus dibongkar. Karena memang di awal pembangunannya sudah menyalahi aturan,” katanya.
Isnaini juga mendorong agar Pemkot Banjarmasin bisa bersinergi dengan pemerintah provinsi, bahkan pusat.
“Kita akan bantu menginisiasi hal ini agar pemerintah provinsi dan pemerintah pusat juga bisa bersinergi untuk menuntaskan persoalan banjir dan normalisasi sungai,” katanya.
Dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar rapat dengar pendapat dengan Pemkot Banjarmasin terkait upaya normalisasi sungai.
Sementara, per hari ini Komisi III DPRD Banjarmasin dan Dinas PUPR Banjarmasin menggelar kunjungan kerja ke kantor Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR di Jakarta.
Dari hasil kunjungan itu, Ditjen Sumber Daya Air Kementrian PUPR akan memberikan masterplan terkait tata kota untuk upaya normalisasi sungai di Banjarmasin. Kendati demikian, Isnaini tidak mengetahui pasti kapan masterplan itu akan diterbitkan.
“Mungkin tahun ini masterplan itu akan keluar,”
Sebelumnya, masyarakat Kota Banjarmasin diminta untuk ekstra waspada. Awal Mei mendatang, air pasang diprediksi menerjang.
Mengenai itu, Kepala Bidang Sungai di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Hizbul Wathoni angkat bicara. Menurutnya, yang menyebabkan hal itu bukan air pasang. Melainkan air kiriman dari arah hulu.
“Karena kalau dari data tinggi pasang yang biasanya terjadi di Kota Banjarmasin, tak sampai menggenangi. Artinya, Sungai Martapura saat ini terpengaruh air kiriman,” urainya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: