bakabar.com, MARABAHAN - Prosesi pemakaman Pratu (Anumerta) Yahya berlangsung penuh haru di Desa Patih Muhur Baru, Kecamatan Anjir Muara, Barito Kuala (Batola). Minggu (10/8).
Pemakaman dilakukan pukul 10.00 Wita dalam upacara militer yang langsung dipimpin Dandim 1005 Batola Letkol Inf Andika Suseno.
Begitu jenazah diturunkan ke liang lahat, Dariansyah dan Safiyah yang merupakan orang tua almarhum tak kuasa menahan air mata. Demikian pula sejumlah warga yang menyaksikan pemakaman.
“Memang prajurit punya hak untuk dimakamkan secara militer di makam pahlawan. Namun pihak keluarga meminta untuk dimakamkan di pemakaman keluarga," ungkap Andika.
Permintaan keluarga cukup beralasan. Mereka menginginkan Yahya dimakamkan di kampung halaman agar mudah diziarahi, sekaligus menjadi pengingat untuk masyarakat sekitar.
Adapun lokasi pemakaman tidak begitu jauh dari rumah almarhum. Makanya ratusan warga sudah berkumpul sejak pagi untuk melakukan salat jenazah, sebelum bersama-sama mengantar ke pemakaman.
Yahya gugur dalam baku tembak melawan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat (8/8) sekitar pukul 10.05 WIT.
Tergabung bersama Yonif 500/Sikatan Kodam Brawijaya, almarhum meninggal dunia lantaran mengalami luka tembak di bagian dada.
Yahya sendiri adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Selepas menamatkan pendidikan di SMK Negeri 2 Marabahan, pria kelahiran 19 Januari 2000 ini mendaftar sebagai anggota TNI di pertengahan 2021.
Lulus dalam kesempatan pertama mendaftar, lantas Yahya menjalani pendidikan di Kodam VI Mulawarman dan kemudian ditempatkan di Yonif 500/ Sikatan Kodam
"Selama 3,5 menjadi anggota TNI, Yahya baru pulang ke rumah di awal 2025 tadi setelah mengambil cuti," ungkap Dariansyah sebelum prosesi pemakaman.
"Malam sebelum kembali berdinas, Yahya memilih tidur bersama saya. Selanjutnya kami berkomunikasi lewat telepon dan video call. Terakhir kami berkomunikasi lewat telepon, Kamis (7/8) kemarin," imbuhnya.
Yahya dikenal anak pemberani dan gigih. Semasa kanak-kanak hingga remaja, almarhum banyak memelihara ayam, mencari ikan, dan ikut latihan karate.
Ketika mendaftar menjadi anggota TNI, Yahya sebenarnya diajak salah seorang kawan di sekolah. Selanjutnya dalam seleksi, hanya Yahya yang berhasil diterima
"Dengan modal keyakinan dan kegigihan, Yahya akhir bisa menjadi anggota TNI. Sampai akhir hayat, kami bangga dengan Yahya," tutup Dariansyah.