bakabar.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merespons isu pecah kongsi dengan Nasdem.
Sebelumnya, elite Nasdem menyebut koalisi akan bubar jika Demokrat memaksakan AHYmenjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
"Yang jelas begini, kami juga setuju bahwa tidak boleh dalam ikhtiar membangun koalisi ada yang saling memaksakan kehendak," kata AHY saat jumpa pers di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis sore (12/1).
Baca Juga: NasDem vs Demokrat, Sinyal Koalisi Perubahan Bakal Bubar?
Elite Nasdem dimaksud adalah Wakil Ketum Ahmad Ali. Ali memprediksi koalisi bakal bubar andai Partai Demokrat memaksakan AHY mendampingi Anies Baswedan.
AHY lantas mencontohkan seperti apa sikap memaksakan; yaitu ketika salah satu pihak menolak seseorang tanpa alasan yang jelas.
"Apapun ceritanya saya enggak perlu tahu urusan atau alasannya yang penting si A. Atau sebaliknya, saya enggak perlu tahu alasannya yang penting jangan si A, sama-sama memaksa," jelas AHY.
Baca Juga: Alasan Demokrat Konsisten Gunakan Nomor Urut 14 di Pemilu 2024
Partai Demokrat, kata AHY, sepakat tidak bersikap demikian. Partainya, kata dia, mengacu kepada konsensus.
"Kami sepakat untuk tidak seperti itu sebenarnya, jadi kami ingin ketemu pada konsensus, apa konsensus yang saya maksud tadi? adalah kita ingin kalau koalisi ini mendapatkan restu dari Allah subhanahu wa ta'ala itu benar-benar bisa menghadirkan kemenangan," ujar AHY.
AHY mempunyai harapan jika Partai Demokrat, Partai NasDem dan PKS jadi bekerja sama dalam bingkai ‘Koalisi Perubahan’. Dirinya menginginkan harapan masyarakat benar-benar bisa diwujudkan lewat koalisi yang tengah diupayakan ini.
"Saya ulangi pasangan yang benar-benar merepresentasi gerakan perubahan dan perbaikan, dan harus bisa membawa kans kemenangan yang paling besar, itu yang menjadi konsensus," tuturnya.