bakabar.com, JAKARTA- Partai Demokrat dan Nasional Demokrat (NasDem) bersitegang terkait posisi cawapres pendamping Anies.
Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai koalisi perubahan berpotensi bubar jika terjadi tekanan untuk mengusung cawapres Anies dari PKS dan Demokrat.
“ Ya, jika koalisi perubahan batal deklarasi sepertinya yang paling rugi Demokrat dan PKS. Kedua partai ini tentu juga berharap dengan 'efek Anies' apalagi dipasangan dengan kadernya sebagai Cawapres. Narasi ini tentu bakal sulit diperoleh oleh Demokrat dan PKS di koalisi lain karena publik mengetahui posisinya sebagai partai oposisi”, ujar Arifki dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (12/1).
Baca Juga: Ramai Isu Reshuffle Tak Pengaruhi Sikap NasDem Dukung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
Diketahui Demokrat berkeinginan agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies, sedangkan PKS mengusulkan nama Ahmad Heriyawan (Aher).
Dinamika koalisi perubahan sepertinya bakal lama dengan belum jelasnya cawapres Anies dan tarik-menarik antara ketiga partai.
"Jika ketiga partai ini tidak sabar dan memahami kepentingan masing-masing partai. Koalisi ini sangat berpotensi besar bubar sebelum umumkan paket capres dan cawapres,” ujar arifki.
Baca Juga: Digadang Jadi Capres 2024, Prof Yusril Respons Dukungan Jokowi
Partai Demokrat terlihat memaksakan AHY untuk menjadi cawapres Anies tentu wajar, mengingat survei AHY lebih baik dari kader PKS lainnya. Tetapi, modal ini tidak cukup untuk mengantarkan paket duet Anies-AHY karena ada beberapa pertimbangan juga yang berpotensi menyulitkan deklarasi capres dan cawapres ini.
Sebelumnya kesepakatan Demokrat dan PKS belum tercapai, sehingga antara dua partai ini masih bersaing memperebutkan kursi cawapres.
Belum munculnya kepastian dari dari koalisi lain terkait capres dan cawapres diasumsikan sebagai penyebab Koalisi Perubahan belum memutuskan nama cawapres Anies.
Baca Juga: Ramai Isu Reshuffle Tak Pengaruhi Sikap NasDem Dukung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
Hingga saat ini NasDem memiliki pertimbangan untuk menunda deklarasi capres dan cawapres karena posisi menteri di kabinet Jokowi mulai disentil oleh anggota koalisi pemerintahan.
"Jika deklarasi Anies-AHY dipercepat, maka narasi NasDem mendukung oposisi tentu bakal sulit dibantah," sambungnya.
Baca Juga: Anies Disentil Soal Safari Politik, Nasdem: Bawaslu Jangan Gila Urusan Deh
Ia juga menjelaskan jika kader-kader NasDem dipertahankan di kabinet Jokowi, deklarasi capres dan cawapres Koalisi Perubahan bakal menunggu deklarasi koalisi lain.
Namun, lanjut arifki hal tersebut akan berbeda jika kader-kader NasDem didepak dari pemerintahan Jokowi. NasDem tentu akan memainkan narasi lebih cepat untuk mendeklarasikan capres dan cawapres, meskipun harus diidentikan sebagai oposisi pemerintahan Jokowi.
“Bubar atau tidaknya Koalisi Perubahan itu tergantung dari kesabaran anggota koalisi ini menunggu realisi kepentingan masing-masing," tutupnya.