bakabar.com, JAKARTA – Agar perusahaan tetap bisa bersaing sebagai perusahaan teknologi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) untuk merubah strategi bisnisnya.
Dia menyebut, perubahan fokus bisnis ini dilakukan bersama dengan anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
“Kita ubah strategi Telkom dan Telkomsel. Telkom business-to-business (B2B),n apakah bekerja dengan pendidikan rumah sakit, dengan infrastruktur yang dibangun, apakah fiber optic, data center atau cloud, dan termasuk tower-towernya,” kata Erick dalam Dies Natalis Ke-61 Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, dilansir CNBC Indonesia, Senin (25/10).
Dalam mendukung strategi tersebut, lanjutnya, Telkomsel diminta untuk menyerahkan aset menara telekomunikasi miliknya kepada induk usahanya, Telkom. Sedangkan perusahaan ini nantinya akan difokuskan untuk menjadi digital company (Digico) yang tugasnya untuk mengembangkan platform digital.
Platform digital yang dimaksud seperti game, health tech, edu tech, dan API marketplace. Selain itu, nantinya Telkomsel juga akan berperan sebagai enabler bagi content creator lokal.
Hingga saat ini Telkomsel telah mengalihkan 10.050 menara telekomunikasinya kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), yang merupakan perusahaan terafiliasinya. Pengalihan ini telah dilakukan sejak tahun lalu.
Sementara itu, untuk fokus bisnis Telkom, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperkuat bisnis data centernya.
Langkah ini dilakukan dengan menggabungkan bisnis data centernya. VP Investor Relations Telkom, mengatakan perseroan saat ini dalam proses pendalaman atau mempelajari untuk mengkonsolidasikan semua bisnis data center di perusahaan.
“Dan selanjutnya [bisnis data center akan] dikelola oleh satu entitas dalam Group,” kata Andi, dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat ini (22/10/2021).
Dia mengatakan, rencana konsolidasi ini masih dalam tahap kajian dan tahap berikutnya akan dilakukan kajian terhadap opsi unlocking value terbaik yang akan memberikan manfaat terbesar bagi BUMN telekomunikasi ini.
Menurut Andi, bisnis data center memiliki potensi valuasi yang lebih tinggi dibandingkan bisnis telekomunikasi, sehingga akan memberikan nilai yang lebih tinggi bagi Telkom Group secara keseluruhan apabila dilakukan value unlocking.
Dalam rangka proses melakukan value unlocking tersebut, bisnis data center perlu dikonsolidasikan terlebih dahulu.
Adapun perkembangan proses penggabungan bisnis data center sampai dengan saat ini yakni masih dalam kajian dan perencanaan perusahaan.
Sebelumnya sumber Kementerian BUMN menyebutkan bahwa setelah tiga bisnis data center digabung, maka Telkom akan melakukan IPO atas entitas baru tersebut untuk menarik dana di pasar modal.
“Telin, Telkomsigma, dan Data Center Telkom, mau dijadiin korporasi baru dan akan di IPO-kan. Nantinya Telkomsel [PT Telekomunikasi Selular] jadi fokus ke perusahaan digital, startup-startup, sementara Mitratel [PT Dayamitra Telekomunikasi] fokus menara, dan data center ada perusahaan baru,” kata sumber tersebut.
Baca: Telkom Buka-bukaan Merger Data Center, Target 2-3 Tahun!
Seperti diketahui, bisnis data center yang dimiliki Telkom saat ini dijalankan oleh tiga anak usahanya, yakni PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) yang memiliki 19 data center Tier II hingga Tier IV di empat negara, yakni Singapura, Hong Kong, Timor Leste dan Indonesia.
Selanjutnya adalah PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma yang mengoperasikan lebih dari 10 data center Tier III dan Tier IV di dalam negeri.
Secara total, Telkom memiliki 22 data center yang terdiri dari 5 data center internasional, 14Neucentrix serta 3 data center tier 3 dan 4.