piala dunia

'Sentuhan' Pria Asal Indramayu di Taman Stadion-stadion Piala Dunia 2022 Qatar

Seorang putra Indonesia punya peran besar dalam pembuatan taman-taman stadion Piala Dunia 2022.

Featured-Image
Sentuhan Pria Asal Indonesia di Taman Stadion-stadion Piala Dunia 2022 Qatar. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Seorang putra Indonesia punya peran besar dalam pembuatan taman-taman stadion Piala Dunia 2022.

Saprudin Bastomi, pria asal Indramayu, Jawa Barat, berandil mempercantik venue pesta bola sejagad.

Al Bayt Stadium, Al Khor, merupakan salah satu venue dengan ruang terbuka hijau terbesar di Qatar. Luas taman yang mendukung venue pembukaan Piala Dunia 2022 itu seluas 40 hektar.

Ada banyak pohon besar dengan usia puluhan tahun yang tertanam di sana. Dengan waktu pembangunan Al Bayt Stadium sekitar 6 tahun, yang baru dibuka 2021, jelas pohon itu dipindahkan bersamaan dengan pengerjaan venue untuk laga.

Sentuhan Pria Asal Indonesia di Taman Stadion-stadion Piala Dunia 2022 Qatar. Foto-net
Sentuhan Pria Asal Indonesia di Taman Stadion-stadion Piala Dunia 2022 Qatar. Foto-net

Untuk memenuhi kebutuhan tanaman, Supreme Committee Qatar meminta bantuan warga Qatar untuk memberikan sumbangan pohon untuk mensukseskan Piala DUnia 2022.

Saprudin mempunyai tugas penting sebagai pemilih tanaman yang akan ditanam di stadion.

"Saya terlibat untuk memilih tanaman. Kalau ada warga Qatar yang menyumbangkan tanamannya, saya yang datang untuk melakukan penilaian. Tanaman ini akan hidup atau tidak, tanaman ini sehat atau tidak, kalau dalam kondisi baik baru bisa kita tanam di stadion," kata Saprudin melansir DetikSport, Sabtu (19/11).

"Tantangannya, kalau musim dingin itu tidak masalah. Kalau musim panas itu harus dibikin lembab. Kalau kaitannya dengan konstruksi, itu kalau mau dipindah tidak bisa menunggu waktu. Kalau jalan selesai ya harus dipindah saat itu juga," kata dia menambahkan.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022, Intip 6 Destinasi Wisata Keren di Qatar

Lantas, bagaimana Saprudin bisa ambil bagian di Piala Dunia?

Kisahnya berawal dari sejak masih tinggal di Indramayu. Saat itu, dia tinggal di tengah petani jeruk.

Pohon jeruk warga di rumahnya banyak yang mati, pencemaran salah satu perusahaan minyak dituding menjadi penyebabnya. Rasa penasaran Saprudin membuatnya mendaftar ke Fakultas Pertanian UGM, dengan jurusan ilmu tanah.

Saprudin Bastomi. Foto-net
Saprudin Bastomi. Foto-net

"Saya harus menemukan jawaban penyebab matinya pohon jeruk ini. Itulah yang mengantarkan saya sampai ke Qatar. Setelah kuliah saya baru tahu bahwa penyebabnya virus," kata Saprudin.

Saprudin lantas mendapatkan tawaran kerja di Qatar beberapa tahun setelah lulus. Dia mendapatkan informasi itu dari mantan rekan kerjanya di sebuah perusahaan pertanian jamur.

Aspire Park yang mengantarkan Saprudin bisa mendapatkan banyak koneksi di Qatar. Sebagai informasi, Aspire Park berada di Aspire Zone. Kawasan tempat Khalifa Stadium itu merupakan salah satu yang paling populer di Qatar.

"Karena dulu Aspire Park itu taman nasionalnya Qatar. Siapa yang sudah merawat taman itu pasti menjadi incaran. Orang sudah tahu, Sport City itu standar perawatannya paling tinggi. Kalau punya pengalaman di Aspire, orang pasti percaya," kata Saprudin.

Kinerjanya membangun taman di Khalifa Stadium, Al Bayt Stadium, Al Thumama Stadium, dan venue lainnya, Saprudin pun bersyukur ilmunya bisa bermanfaat.

"Ya, merasa ada ilmu yang bermanfaat. Tujuannya kerja itu juga dalam agama kita juga ibadah kan. Pahala juga kan?" kaya Saprudin.

Kini, Saprudin masih mempunyai mimpi yang ingin dikejar. Dia ingin kembali ke Indramayu lewat dunia pertanian. Dia ingin bertani mangga, juga membuat produk turunan seperti keripik mangga atau manisan mangga. Kini, Saprudin sedang menjadi consultant landscape.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar, Berikut Profil dan Sejarah Tuan Rumah

Editor


Komentar
Banner
Banner