Hot Borneo

'Hijrah' ke Kalteng, Mantan Sopir Truk Jadi Bos Es Madu Borneo

Nasib orang siapa yang tahu. Mungkin itu kata-kata yang pas menggambarkan sosok Budiyana, mantan sopir truk dari Semarang, Jawa Tengah.

Featured-Image
Lokasi budidaya madu milik Budiyana. Foto-Istimewa

bakabar.com, PALANGKA RAYA - Nasib orang siapa yang tahu. Mungkin itu kata-kata yang pas menggambarkan sosok Budiyana, mantan sopir truk dari Semarang, Jawa Tengah.

Ia memilih 'hijrah' ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada 2008.

Saat itu, ia memulai pekerjaan sebagai sopir truk di salah satu perusahaan kontraktor.

Setelah empat tahun berjalan, ia memutuskan resign, dan beralih profesi sebagai pedagang sayur.

Rupanya pekerjaan itu hanya bertahan dua tahun. Tepat pada 2014, ia meninggalkan dagangannya dengan dalih kesehatan.

"Kalau jualan sayur itu subuh-subuh sudah harus ke pasar, jadi sangat berpengaruh terhadap kesehatan," ucap Budiyana kepada bakabar.com, Rabu (24/5) malam.

Baca Juga: Gandeng UMKM, 40 Ribu Agen BRILink Tersebar ke Penjuru Kalimantan

Selanjutnya, ia memutuskan mendirikan Must Yoan Farm, usaha yang bergerak di bidang budidaya lebah madu.

Usaha ini memiliki berbagai cabang usaha di antaranya budidaya madu (Madu Borneo Mellifera), ekowisata dan jasa pelatihan.

Kini usaha yang dibina oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut telah membuahkan hasil.

Bahkan ia mampu meraup omzet berkisar Rp30-40 juta per bulan.

"Kalau sekarang sudah menjual madu 200-300 liter per bulan. Kalau omzet berkisar Rp30-40 juta," kata Budiyana.

Capaian itu tak lepas dari kerja kerasnya dalam memasarkan produk, baik secara offline maupun online.

"Kalau online biasanya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp. Termasuk juga Shopee, Tokopedia dan Lazada," ungkapnya.

Stan Es Mabor milik Budiyana. Foto-Istimewa
Stan Es Mabor milik Budiyana. Foto-Istimewa

Tak puas sampai di situ, ia kembali mengembangkan usaha dengan membangun Es Madu Borneo alias Es Mabor.

Bahkan produk turunan dari Madu Borneo Mellifera tersebut sudah di-launching pada awal Mei 2023. 

"Baru saja di-launching pada awal Mei. Rencananya membuka 10 stan, tapi yang berjalan saat ini hanya 2 stan," jelasnya.

Menurutnya, antusiasme warga sangat tinggi.

Terbukti dengan jumlah penjualan berkisar 70-100 gelas per hari.

"Itu jumlah penjualan per stan. Kalau 2 stan bisa mencapai 200 gelas per hari," sebutnya.

Baca Juga: Sederet Taktik BRI RO Banjarmasin Majukan UMKM di Kalsel

Ide tersebut tercetus setelah banyaknya petani madu bermunculan di Palangka Raya. Bahkan jumlahnya ratusan.

"Seiring meningkatnya produksi madu, maka serapan pasar berkurang. Sehingga dengan adanya es madu, maka bisa menampung hasil panen madu milik petani," jelasnya.

Selain itu, sambung dia, es madu juga bisa diterima kalangan bawah maupun atas.

Artinya penikmat bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak.

"Apalagi harganya sangat terjangkau. Di mana, Es Mabor original Rp5 ribu, telang Rp6 ribu, lemon Rp7 ribu dan susu Rp10 ribu," bebernya. 

Terakhir, ia membuka peluang bagi masyarakat yang ingin bekerja sama.

"Kalau kerja sama cukup bayar Rp5-7 juta. itu sudah dapat madu, tempat dan booth," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner