Persoalannya, menurut Putra, kala itu Wildan secara tak sengaja menatap pelaku saat handphone keduanya berdering. Diduga dari sanalah pelaku tersinggung.
Lantas, bagaimana ciri pelaku?
Putra mengatakan pelaku terlihat bertubuh gempal, dan tidak terlalu tinggi. Ciri autentiknya, salah satu pelaku memiliki tato di dada kiri, berambut pirang lumayan panjang.
Untuk, pelaku kedua Putra tidak terlalu bisa mengingatnya.
“Kejadiannya cepat, dia bertopi. Badannya tinggi besar berkulit sawo matang,” ujar Putra.
Walhasil, Wildan tersungkur dengan lima tusukan bersarang di sekujur tubuhnya. Ia langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Banjarmasin.
Sepekan dirawat, pihak rumah sakit memperbolehkan Wildan menjalani perawatan jalan.
Wildan kemudian dirawat di rumah pamannya, di kawasan Jalan Lingkar Dalam, Gang Berkat Ibu, Pekapuran Raya, Banjarmasin Selatan.
Selama dirawat di rumah pamannya Wildan kerap mengeluh sakit.
Hingga pada Sabtu, 20 Februari 2020 ayah korban memutuskan untuk membawa Wildan pulang ke kampung halamannya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.
Nahas, dua hari kemudian Wildan meninggal dunia dalam perjuangannya melawan sakit yang dideritanya.
HMI Kutuk Keras
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Banjarmasin mengutuk keras tindakan pengeroyokan yang menimpa Wildan.
Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Banjarmasin, Amak Asy’ari meminta aparat hukum segera mengutus tuntas kasus ini.
“Kejadian ini merupakan tindak kriminal dan harus segera diusut tuntas, kami khawatir kalau ini tidak diungkap tuntas akan berakibat timbulnya permasalahan baru. Kami mendorong aparat hukum segera mengusut tuntas persoalan ini dan para pelaku harus segara diringkus dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Amak kepada bakabar.com.
Menurut Amak, kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparat hukum sedang dipertaruhkan.
“Kalau kasus ini tidak cepat diusut tuntas, kami akan terus mendorong proses hukum, jangan sampai kasus yang menimpa rekan mahasiswa kami dibiarkan berlarut-larut,” katanya.
Siapa pun pelakunya, kata Amak, mesti diproses hukum sebagaimana mestinya.
“Harus bertanggungjawab. Kasus ini akan terus kami kawal hingga pelaku ditemukan,” kata Amak.