bakabar.com, BALIKPAPAN - Berpulangnya mantan Imdaad Hamid mengejutkan banyak pihak. Salah satunya Rizal Effendy.
Imdaad dan Rizal dulunya wali dan wakil wali kota Balikpapan periode 2006-2011. Berkat tangan dingin Imdaad, Rizal kemudian menjabat wali kota dua periode.
Imdaad baru saja tutup usia, Rabu (3/8) pukul 00.30 WIB di Jakarta. Bagi Rizal, Imdaad bukan sekadar mentor. Melainkanpemimpin yang luar biasa.
"Kita sedih kita kehilangan bapak daerah, luar biasa pengabdiannya untuk Kalimantan Timur khususnya Balikpapan,” ujar Rizal melalui sambungan telepon.
“Beliau merupakan salah satu pemimpin daerah yang sangat kaya dengan gagasan-gagasan pembangunan yang bermartabat beraroma hijau lingkungan, pembangunan yang agamis," sambung mantan pemimpin redaksi Kaltim Post ini.
Di masa kepemimpinan Imdaad, tercetus konsep Balikpapan Kota ‘Madinatul Iman’. Imdaad sangat ingin Kota Minyak menjadi wadah umat antaragama. Konsep ini pun akhirnya berjalan hingga saat ini.
"Beliau ‘lah yang mencetuskannya, dengan pengalamannya beliau seorang yang cerdas. Beliau ingin konsep Kota Madinatul Iman terwujud, diharap bisa mewadahi semua bangsa dan agama, ya kemudian warganya sejahtera, tidak ada gesekan. Ya saya rasa konsep itu berjalan dengan baik, bahkan hingga sampai saat ini," jelasnya.
Imdaad meninggal di usia 78 tahun. Beberapa tahun terakhir, ia kerap sakit-sakitan. Kali terakhir, Rizal bertemu dengan Imdad sebelum Iduladha di kediamannya kawasan Balikpapan Baru.
"Kondisinya memang masih belum banyak bicara, tapi masih menanyakan perkembangan kota, setelah itu belum komunikasi dengan beliau," ungkapnya.
Seperti apa kepribadian Imdaad? Rizal melihat almarhum adalah sosok yang tegas dan bijaksana. Sifat optimis sangat terasa pada diri Imdaad.
"Beliau tegas dalam hal yang disampaikan. Tapi dengan sikap yang arif dan bijaksana. Selama bersama-sama memimpin, tidak pernah ada perselisihan, beliau begitu menghargai saya sebagai wakil wali kota,” ujar Rizal.