Hot Borneo

[ANALISIS] Asal-asalan Proyek Miliaran di Sekumpul

apahabar.com, MARTAPURA – Proyek perbaikan kawasan Sekumpul Martapura, Kabupaten Banjar tengah menjadi sorotan. Usai Ketua LSM…

Featured-Image
Dua tiang di areal difabel megaproyek revitalisasi Sekumpul sudah terlepas meski belum lagi maksimal digunakan. Foto-foto: apahabar.com/Hendra

bakabar.com, MARTAPURA – Proyek perbaikan kawasan Sekumpul Martapura, Kabupaten Banjar tengah menjadi sorotan.

Usai Ketua LSM Masyarakat Memperdulikan Fungsi Sungai (Mamfus) Anang Rosadi Adenansi, kini giliran Akbar Rahman angkat bicara.

Akbar adalah Pengamat Tata Kota dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Menurutnya, tak heran, memang pekerjaan proyek yang menelan anggaran mencapai ratusan miliar itu terkesan asal-asalan.

Meski belum sampai separuh perbaikan.

Seperti diketahui, revitalisasi kawasan Sekumpul tahap pertama kini telah selesai.

Namun, setelah baru beberapa bulan, sudah ada temuan paving block berukuran besar di jalan trotoar itu hanya diletakkan begitu saja.

Tanpa disemen.

@apahabarcom

Review Proyek Miliaran di Sekumpul, Anang Rosadi: Pak Jokowi Harus Tahu! #tiktokberita#sekumpul#martapura

♬ suara asli – bakabar.com – bakabar.com

Belum lagi, bentuknya yang bergelombang dan tidak simetris.

Selain itu, guilding block alias garis kuning yang dipasang di atas trotoar itu juga hanya ditempel menggunakan lem.

Celakanya, tampak sudah banyak yang lepas bahkan hilang.

Dari situ, Akbar menilai pekerjaan proyek revitalisasi kawasan Sekumpul tahap pertama sudah tidak sesuai mutu. Apalagi standar.

“Ini adalah pekerjaan yang tidak sesuai dengan teknis yang dipersyaratkan,” ucapnya kepada bakabar.com, Selasa siang (7/6).

Harusnya, perencanaan ditata sedemikian rupa sebelum proyek mulai dikerjakan.

Dia lantas mengambil contoh soal jalur difabel di trotoar tersebut.

Menurut Akbar, bahan material di jalur itu sebenarnya untuk indoor (tertutup), anehnya malah dipasang di tempat outdoor (terbuka).

“Sementara di tempat kita (untuk outdoor), sangat bergantung pada kondisi cuaca yang kadang panas, bisa juga hujan. Jadi, ini ada kesalahan di material,” tutur doktor urban design jebolan Saga University Jepang ini.

img

Pemasangan paving block yang terkesan asal-asalan, karena hanya diletakkan begitu saja. Bahkan patut diduga tidak disemen.

Kemudian menyoal paving block. Mestinya, sistem pengerjaan paving block itu dilakukan secara datar. Tidak boleh miring.

Menurutnya, desain untuk jalur pejalan kaki ini sangat terlihat kemiringannya.

“Kalau untuk pejalan kaki, desainnya ya harus untuk pejalan kaki. Artinya hal ini sudah tidak memenuhi syarat perencanaan wilayah kota,” ujarnya.

Akbar menyarankan pengerjaan perbaikan kawasan Sekumpul Martapura harus diawasi secara maksimal.

Harus dilakukan pengecekan satu per satu, dari pelaksanaan, pengawasan, hingga perencanaan.

“Sehingga nanti ketahuan di mana akar masalah pekerjaan ini sebenarnya,” pungkasnya.

Diketahui pembangunan infrastruktur Kawasan Religi Sekumpul merupakan proyek Pemerintah Pusat melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Selatan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dibangun dalam tiga segmen, yang dalam beberapa tahun ke depan direncanakan rampung semuanya.

Pengerjaan pada segmen I ini dari Simpang 4 Lampu Merah Sekumpul sampai jembatan irigasi Jalan Sekumpul, menghabiskan anggaran Rp30.591.049.490 miliar dari APBN tahun anggaran 2021.

Dimulai sejak akhir Mei 2021 lalu dengan durasi 240 hari atau 8 bulan, namun sempat molor ke tahun 2022.

Kontraktor pelaksana PT. Cahaya Sriwijaya Abadi. Konsultan pengawas dari PT. Tema Karya Mandiri Jo CV. Tika Kreatif Desain Konsultan.

Kritikan Anang Rosadi di halaman selanjutnya:

HALAMAN
12


Komentar
Banner
Banner