bakabar.com, MARTAPURA - Tulisan kaligrafi pada proyek pembangunan Kawasan Religi Sekumpul Martapura, Kabupaten Banjar yang bernilai 30,5 miliar lebih itu mendapat kritikan.
Kritikan datang dari seniman kaligrafi Kalsel, Abdul Halim Rahmat melalui akun Facebooknya, Sabtu (5/2) malam.
Pasalnya, tulisan kaligrafi yang terpampang di gerbang Kawasan Religi Sekumpul dinilai berubah dari desain awal.
Letak gerbangnya persis di seberang Masjid Syiarus Sholihin atau bisa disebut Masjid Pancasila, Jalan Sekumpul.
"Miris. Khat di Pintu Gerbang Sekumpul, Martapura," tulis Halim mengawali catatannya, lengkap dengan foto desain kaligrafi dan hasil yang sudah jadi.
"Foto ini saya dapat dari kiriman salah satu anggota WAG Komunitas Kaligrafer Kalsel. Rata-rata semua anggota terkejut," sambungnya lagi.
Halim bilang, berbagai ekspresi dan komentar bersahutan menanggapinya dan grup pun menjadi ramai. Fokus utama adalah pada khat kaligrafi bertuliskan Ahlan Wasahlan Biqudubikum.
Desain awal tulisan kaligrafi dibuat oleh Ustaz Hasan Al Banjari yang merupakan juara 1 cabang Hiasan Mushaf MTQ Nasional asal Martapura.
"Dan ternyata jauh berbeda antara desain dengan hasil jadinya yang dibuat oleh pelaksana proyek," kata Halim.
Menurutnya, bagi orang yang awam dengan dunia kaligrafi mungkin tidak terlalu peduli atau juga tak paham.
"Bahwa ada kaidah-kaidah yang rusak kalau dilihat dari hasil jadinya. Ada yang salah posisi penempelan dan sebagainya," terangnya lagi.
Ia menceritakan, topik ini menjadi menarik dibahas di WAG Komunitas Kaligrafi, Karena anggotanya adalah para kaligrafer yang sudah malang melintang di dunia kaligrafi, lokal maupun nasional.
Dengan berbagai bidang aliran kaligrafi, hingga praktisi kaligrafi di berbagai media; kertas, dinding, semen, stiker, GRC, logam dan sebagainya.
"Mereka bukan hanya konseptor, bukan hanya desainer yang bisa menulis khat, tetapi juga eksekutor yang bisa mewujudkannya di media apapun. Sehingga semua sepakat bahwa tampilan khat di pintu gerbang tersebut menyalahi kaidah dan jauh dari kesan artistik," tegas Halim.
Ia berharap pihak kontraktor mau menurunkan khat kaligrafi yang sudah terpasang tersebut, dan selayaknya menyamakan dengan desain yang sudah dibuat.
Jika pihak kontraktor tidak terlalu paham dengan kaligrafi, Halim menyarankan sebaiknya berkonsultasi dengan yang ahlinya.
"Ada kang Aziz El Khat, Jazuli Muharram, Muhammad Ihsan, Asir Kontemporer, Rusman Gos, Hady Fouronetwo-Purwanto Elfalahy, Asmuri Anwar, Suci Melati, Ahyani Ra, Mazri, Zainuddin Alat dan lain-lain. Bahkan ada ustadz Robert Nasrullah kaligrafer banua yang saat ini tinggal di Jogja, serta Hajrian Syah seniman kalsel yang yang paham tentang kaligrafi," papar Abdul Halim Rahmat, Sekretaris Komunitas Kaligrafer INTAN Kalsel.
Halim mengakui secara umum ia senang dan gembira dengan adanya penataan area wisata religi di Sekumpul, Martapura. Serta berterima kasih kepada Rifqinizamy Karsayuda anggota DPR RI asal Banua yang mengawal proyek ini.
Tentunya, lanjut Halim, kita semua berharap akan mendapat hasil yang maksimal dan memuaskan. Karena area Sekumpul adalah destinasi wisata religi yang dihadiri orang-orang berbagai belahan dunia.
Ditambah lagi, kata Halim, tahun ini akan digelar MTQ Nasional di Banua ini, yang akan dihadiri para kaligrafer se-Indonesia. Di mana venue MTQ Nasional 2022 ini paling banyak digelar di Kabupaten Banjar.
"Jika pelaksana proyek memaksakan tulisan yang ada untuk terus dipasang. Saya hanya bisa berkata: Manyupani," tutup Halim di akhir catatannya.
Sekedar diketahui, proyek pengerjaan penataan Kawasan Religi Sekumpul masih dalam tahap pengerjaan pada segmen 1.
Dana yang digelontorkan sebesar Rp 30.591.049.490 miliar menggunakan dana APBN tahun anggaran 2021.
Dikerjakan sejak akhir Mei 2021 dengan waktu pelaksanaan 240 hari. Kontraktor pelaksana PT. Cahaya Sriwijaya Abadi. Konsultan pengawas dari PT. Tema Karya Mandiri Jo CV. Tika Kreatif Desain Konsultan.