bakabar.com, AMUNTAI – Setelah konten “mudahan Amuntai tenggelam” viral, munculah video permintaan maaf. Lantas, siapakah sosok di video viral tersebut?
Penelusuran bakabar.com, dia berinisial RL. Wanita ini disebut berasal dari Kintap, Kabupaten Tanah Laut.
Kini RL berdomisili di salah satu desa di Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
“Orang di Amuntai masih marah banget. Semalam masyarakat mendatangi rumah pembakal [kepala desa]” ujar sumber media ini di Amuntai.
Di Amuntai Tengah, RL berprofesi sebagai pedagang. Begitupun mertuanya.
Kini RL dilaporkan sudah berada di Banjarmasin. “Diantar suaminya,” ujarnya.
Warga berharap polisi segera turun tangan memediasi masalah ini. “Supaya tak berujung konflik. Jangan sampai meluas lah,” ujarnya.
Lantas, bagaimana reaksi kepolisian?
Dicerca Warga, Wanita Pendoa Amuntai Tenggelam Langsung Minta Maaf
Kapolres HSU, AKBP Afri Darmawan rupanya sudah mengatensi masalah ini. Namun pihaknya masih melakukan penyelidikan.
“Kita masih lakukan penyelidikan,” ucap Afri didampingi Kasat Reskrim, AKP Andi Patinasarani yang tengah menelusuri keberadaan wanita di dalam video itu, Rabu (17/11).
Setelah video kontroversialnya viral, RL kembali muncul dengan permintaan maafnya.
“Di sini aku minta maaf sebesar-besarnya atas muntungku (mulutku) yang tesalah bepander (tersalah berbicara). Aku pun kada (tidak) serius bepandernya, Maaf jika melukai hati orang, apalagi sampai merugikan orang lain. Entah kerugian materi atau apapun,” tulisnya.
“Aku yang salah, karena story ku kelantihan (lancang), aku minta maaflah. Mudahan maafku (permintaan maafku) ini bisa mengobati kerugian orang dan ke sakit hatian orang, terutama orang Amuntai,” ucapnya.
Terkait video permintaan maaf itu, Hanif salah seorang warga Amuntai yang ikut menyoal video RL secara pribadi telah memaafkan.
“Tapi tidak tahu dengan warga yang lain,” ujarnya, dihubungi terpisah.
“Kami akan selalu memantau, jika kembali terjadi hal seperti ini akan kami lanjutkan ke proses hukum,” ujarnya.
Sebelumnya, video seorang wanita mendoakan Amuntai tenggelam di media sosial.
Wanita berkacamata ini tampak kegirangan jika banjir melanda Amuntai, hingga dirinya tak lagi berdiam di pusat kabupaten tersebut.
Video yang beredar luas di media sosial itu juga dibubuhi keterangan, “Mudahan tenggelam Amuntai, munyak dah (bosan sudah) aku diam di hulu”.
Viralnya video tersebut belakangan membuat geram sejumlah warga Amuntai. Hanif, misalnya, menilai perkataan tersebut tak pantas.
Terlebih saat ini warga di tiga kabupaten Kalsel, yakni Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Balangan tengah berjibaku dengan luapan air bah.
“Kata-katanya itu meresahkan kami warga Amuntai, sangat tidak pantas untuk diucapkan. Setiap ucapan itu adalah doa,” ujarnya kepada bakabar.com.
Hanif lantas bingung maksud tujuan wanita tersebut. Jika ada masalah dengan seseorang secara pribadi kenapa menyebut Amuntai.
“Perkataan Amuntai itu luas, jadi jangan bawa-bawa nama daerah,” ingatnya.
Hanif meminta wanita itu agar meminta maaf secara terbuka kepada warga HSU. Pihak keluarganya supaya bisa melakukan mediasi.
Hanif juga meminta kepolisian segera menindaklanjuti keresahan warga, baik secara kekeluargaan ataupun proses hukum.
“Jangan sampai sumpah serapah dan doa warga HSU menjadi hal yang tidak baik bagi orang yang berdoa mudahan Amuntai tenggelam itu,” pungkasnya.