bakabar.com, BANJARMASIN – Jembatan Alalak Baru yang menghubungkan antara Banjarmasin dengan Barito Kuala (Batola) akan memasuki tahap uji kelayakan.
Uji kelayakan itu dijadwalkan dilaksanakan mulai besok, Senin (30/8).
“Insyaallah masih sesuai schedule. Loading test dilaksanakan besok. Persiapannya sedang dilakukan,” ujar Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XI Kalsel, Syauqi Kamal, Minggu (29/8).
Uji kelayakan ini merupakan proses yang harus dilalui sebelum nantinya jembatan berkonsep cable stayed melengkung yang dibangun sejak 2019 itu bisa dinikmati masyarakat pada pertengahan September mendatang.
“Dilaksanakan dua hari, 30 sampai 31 Agustus. Hari ini kami adakan pra tes terlebih dahulu,” timpal PPK Pembangunan Jembatan Alalak Baru, Andika Mulrosha.
Dijelaskan Andika, sebelum uji kelayakan besok, saat ini pihaknya tengah melakukan pra tes pengujian. Meliputi pengecekan instrumentasi jembatan yang sudah terpasang, baik posisi maupun fungsionalnya, termasuk uji dinamis.
“Kami lakukan hari ini hingga malam,” terangnya.
Lebih jauh, adapun yang melaksanakan uji kelayakan selam dua hari itu dilakukan tim dari Balai Jembatan Kementrian PUPR, dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
Selanjutnya, hasil dari uji kelayakan tersebut nantinya akan disampaikan ke Kementerian PUPR untuk mendapatkan sertifikasi laik fungsi.
“Ini yang menjadi output-nya. Sebelum sertifikat keluar jembatan belum bisa difungsikan secara umum,” jelasnya.
Lantas sudah berapa persen progres pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Banjarmasin dengan Batola ini? Andika bilang, capaiannya sudah 97 persen.
Dia berharap dalam proses finishing yang tersisa tiga persen tak ada mengalami kendala. Dan target fungsional jembatan Alalak Baru pada 15 September mendatang bisa sesuai jadwal.
“Sekitar tiga persen lagi sampai 15 September, semoga on time, Kami juga minta dukungan dari masyarakat supaya bisa berjalan lancar,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Jembatan Alalak Baru merupakan proyek nasional yang dibangun sejak 2019 lalu.
Jembatan penghubung antara Banjarmasin dengan Batola ini merupakan jembatan ikonik di Indonesia karena keunikan berkonsep melengkung dipadu sistem cable stayed.
Jembatan yang menyerap anggaran negara sekitar Rp 278 miliar ini juga mampu menahan beban hingga 10 ton, dan diperkirakan mampu bertahan hingga 100 tahun.