bakabar.com, TANJUNG – Salah satu Ketua DPC Partai Demokrat di Kalimantan Selatan yang dipecat usai mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) versi Sibolangit, Sumatra Utara adalah Ketua DPC Tabalong, H Masrudin.
Menanggapi penggantian dirinya sebagai ketua DPC Partai Demokrat Tabalong, H Masrudin atau biasa disapa MRD tampak santai dan tersenyum.
“Ini hal biasa, saya tidak masalah jabatan sebagai Ketua Demokrat Tabalong di Plt kan,” katanya pada bakabar.com, Selasa (9/3).
Di Plt kan sebagai Ketua PD Tabalong ini merupakan kali kedua bagi MRD. Pada tahun 2018 lalu ia pernah diperlakukan hal yang sama, karena ia menolak tanda tangan untuk rekomendasi calon Pilkada Tabalong.
“Saat itu saya juga tidak masalah, tuh akhirnya saya dipercaya kembali sebagai Ketua DPC Partai Demokrat,” jelas MRD.
Kehadirannya di KLB versi Sibolangit yang memutuskan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan internal Demokrat.
Pasalnya politisi senior Demokrat Tabalong ini dikenal punya hubungan sangat baik dengan DPP pro Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
MRD pun menjawab hal itu, alasan di balik keputusannya yang dianggap kontroversial tersebut bukan tanpa alasan.
"Saya cinta partai ini dan juga hormat dengan SBY-AHY, tapi saya tak pernah mengkultuskan seseorang. Kelak akan saya buka semuanya latar belakangnya. Tapi karena ini menyangkut kelakuan oknum-oknum di DPP PD, belum saatnya saya bongkar ke media," kata H MRD dengan kalimat menggantung.
MRD menambahkan, dia hanya berharap agar PD makin besar ke depannya dan DPP PD, versi KLB Sibolangit bisa memperbaiki kelakuan oknum-oknum yang merusak marwah partai selama ini.
"Sayang sekali, saya melihat masih berkeliaran oknum-oknum yang selama ini hanya memanfaatkan partai untuk kepentingan pribadi. Itulah salah satu alasan saya inginkan perubahan di PD dan mendukung KLB Sibolangit, terlepas siapa sosok Pak Moeldoko, ” bebernya.
Di mata MRD, Moeldoko mempunyai kapasitas dan integritas untuk membesarkan PD ini pada Pemilu 2024 yang akan datang.
“Sementara, AHY masih muda, malah lebih muda dari saya, bisa belajar untuk kelola perahu besar ini ke depannya kelak. AHY kelak makin matang dalam politik dan tangguh menghadapi tsunami politik yang keras ini," ucap H MRD.
Terkait biaya politik, MRD mengatakan tidak usah munafik, mana ada Pemilu dan Pilkada itu bersih, pencitraan di zaman yang serba pragmatis ini.
“Saya aja ikut 3 kali Pemilu (2009, 2014 dan 2019) habiskan milyaran kok, ” kata H MRD tertawa.
Ditambahkannya, menghadapi Pemilu dan Pilkada memerlukan logistik yang tak sedikit, sehingga diperlukan modal besar untuk besarkan PD ke depannya kelak.
"Bohong kalau ada yang bilang tak ada pungutan ini itu, tapi seperti saya bilang belum saatnya saya bongkar, tunggu saja nanti, ” ucap H MRD yang juga mantan Anggota DPRD Kabupaten Tabalong 2 periode (2009-2019).