Kalsel

Bantah Isu Kelangkaan, Dinkes Kalsel Klaim Ratusan Lembar Masker

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) angkat bicara terkait isu kelangkaan masker di…

Featured-Image
Ilustrasi produksi masker. Foto-WWW.NEWS.CN

bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) angkat bicara terkait isu kelangkaan masker di pasaran.

“Kalau di Dinkes ada saja. Cuma untuk kebutuhan program,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Muslim kepadabakabar.com, Senin (2/3) sore.

Baca Juga: Kabar Virus Corona: Mie Instan Hingga Minyak Goreng Laris Manis, Kok Bisa?

Sedikitnya terdapat 200 ribu kotak masker, kata dia, disiapkan untuk program pencegahan penyakit. “Lebih 200 ribu untuk pencegahan penyakit,” tegasnya.

Ia mengingatkan agar masyarakat Banua – sebutan Kalsel jangan cemas dengan isu kelangkaan masker.

Menurutnya, jadikan masker sebagai kebutuhan, bukan hanya sekedar keinginan belaka. “Jangan cemas secara berlebihan. Malah cemas itu yang membuat masker akan langka,” bebernya.

Adapun yang terpenting saat ini, tegas dia, masyarakat Kalsel harus lebih memperhatikan lagi pola hidup sehat. Misalnya menjaga pola makan, cuci tangan menggunakan sabun setelah bersentuhan langsung dengan hewan, dan menjaga imunitas tubuh.

“Saya kira yang penting agar terhindar dari penyakit,” tandasnya.

Sebelumnya, beredarnya isu virus corona berimbas terhadap ketersediaan atau stok masker di Banjarmasin.

Berdasarkan pantauanapahabar.comdi Pasar Cempaka, Banjarmasin, masker sangat sulit didapatkan.

Bahkan dari beberapa toko yang dijumpai, rata-rata habis. Di antaranya Toko Firdaus, Riyadh, dan Erna Jaya.

Bahkan, salah seorang pemilik Toko Erna Jaya, Iberahim mengakui kelangkaan masker terjadi sejak satu bulan lalu.

Distributor masker di Jakarta, kata dia, tak kunjung mengirim pasokan masker ke toko miliknya.

“Biasanya cuma lewat telepon, barang langsung datang. Tapi sekarang rada susah,” ucap Iberahim, Senin (2/3) siang.

Hingga hari ini, sambung dia, harga masker berkisar antara Rp 130 ribu untuk merek biasa dan Rp 250 ribu untuk merek Sensi per kotak.

“Harga sebelumnya hanya berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per kotak,” katanya.

Sejauh ini, ia masih memiliki stok masker sebanyak 2 kotak.

Itu pun didapatkan bukan dari distributor resmi, melainkan dari orang yang ingin menjual kembali barang tersebut.

Ia mengakui, jumlah masyarakat yang mencari masker sangat signifikan yaitu sekitar 20 orang per hari.

Dengan kondisi tersebut, ia kebingungan harus mencari masker kemana lagi.

“Bahkan, setiap kali menelpon distributor, pasti jawabannya habis,” ungkapnya.

Sementara itu,salah seorang pembeli masker, Ibat mengatakan sangat kesusahan mencari masker. Kesana-kemari namun tak kunjung diperoleh.

Dibandingkan hari biasa, ungkap dia, masker sangat mudah didapatkan.

Akan tetapi, setelah satu minggu ke belakang,masker sangat langka.

“Harga juga lumayan naik. Biasanya hanya Rp 25 ribu sampai dengan Rp 50 ribu. Namun, sekarang sudah mencapai Rp 130 ribu,” bebernya.

“Masker ini digunakan untuk keperluan kantor dan keluarga,” pungkasnya.

Baca Juga: AJI: Media Harus Perhatikan Keselamatan Jurnalis Saat Liputan Kasus Covid-19

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif

======

Ralat: Sebelumnya tertulis 200 ribu kotak masker. Yang sebenarnya, 200 ribu lembar. Kesalahan telah diperbaiki.



Komentar
Banner
Banner