Kalteng

Wanita Kalteng Diminta Jangan Anggap Remeh Keputihan

apahabar.com, PALANGKARAYA – Keputihan atau fluor albus jangan dianggap remeh. Keputihan merupakan suatu gejala gangguan alat…

Featured-Image
Ilustrasi keputihan. Foto: Istimewa

bakabar.com, PALANGKARAYA – Keputihan atau fluor albus jangan dianggap remeh.

Keputihan merupakan suatu gejala gangguan alat kelamin yang dialami oleh wanita. Berupa keluarnya cairan putih kekuningan atau putih kelabu dari vagina.

Namun perlu diwaspadai bahwa keputihan juga dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur.

Secara normal, hampir 20 persen wanita dapat mengalami keputihan. Tetapi sayang terkadang sering menganggap remeh masalah keputihan.

Padahal dapat menyebar ke organ dalam reproduksi wanita dan mengenai saluran telur, sehingga menyebabkan mandul dan kehamilan di luar kandungan. Bahkan parahnya lagi penyakit infeksi kandungan yang menahun.

“Sebaiknya jika sampai tiga hari keputihan tidak sembuh dan sudah mengalami perubahan abnormal, sebaiknya cepat memeriksakan diri, supaya tidak bertambah parah,” kata Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya dr Mikko Uria Napas Ludjen, Rabu (12/2)

Menurut Kepala Pengawas Internal RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya ini, keputihan yang normal, biasanya tidak berwarna atau bening, tidak berbau, tidak berlebihan dan tidak menimbulkan keluhan seperti gatal-gatal.

Sebaliknya keputihan yang harus diwaspadai, jika sudah mengalami perubahan warna seperti kekuningan, kelabu, kehijauan, perih, gatal-gatal,dan rasa terbakar pada daerah intim. Kadang-kadang terasa panas dan nyeri sesudah buang air kecil dan pada saat bersetubuh.

Gejala-gejala tersebut merupakan tanda-tanda keputihan yang abnormal atau patologis, sehingga harus segera diobati. Sebetulnya, bakteri penyebab keputihan yang tidak normal bisa dihambat dengan kandungan antiseptik.

Penyebab keputihan sering dikaitkan dengan kadar keasaman daerah sekitar vagina, karena keputihan bisa terjadi akibat pH vagina tidak seimbang. Sementara kadar keasaman vagina disebabkan faktor intern dan ekstern.

Faktor intern antara lain dipicu oleh pil kontrusepsi yang mengandung estrogen, IUD yang bisa menyebabkan bakteri, trauma akibat dari pembedahan, terlalu lama menggunakun antibiotik. kortikostiroid dan imunosupresan pada penderita asma, kanker atau HIV positif,

Sedangkan faktor ekstern antara lain kurangnya personal hygiene, pakaian dalam yang ketat, seks dengan pria yang membawa bakteri neisseria gonorrhea (kencing nanah) serta menggunukan WC umum yang tercemar bakteri clamydia.

Tetapi penyebub utama keputihan adalah jamur candida albicans. Jamur ini mudah tumbuh pada media saboroud yang membentuk koloni dengan sifat-sifat yang khas yakni menonjol pada pemukaan medium, kaloni halus, licin dan berwarna kekuningan.

Candida albicans dapat tumbuh pada tubuh manusia sebagai saprofit atau parasit di dalam pencemaan, pernapasan atau vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu sifat jamur ini dapat berubah menjadi patogen menyebabkan keputihan.

Untuk itu hendaknya jika keputihan yang dialami memang akibat infeksi bakteri dan tak kunjung sembuh, sebaiknyasegera berkonsultasi ke dokter, agar dapat terhindar komplikasi akibat keputihan.

Komplikasi akibat keputihan yakni Pelvic Inflammatory Disease (PID) merupakan peradangan pada organ reproduksi wanita. Peradangan ini sering dihubungkan dengan masalah kesuburan hingga kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).

Kemudian infeksi HIV dan lain-lain. Sebab keputihan abnormal akan meningkatkan risiko terkena infeksi HIV, kencing nanah dan penyakit lainnya.

Terakhir komplikasi dalam kehamilan. Sebenarnya keputihan, normal terjadi saat hamil. Namun, jika terjadi keputihan tidak normal maka bisa berbahaya. Risikonya berupa kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah.

Fatalnya lagi, apabila lambat ditangani, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang merupakan pembunuh nomor satu bagi kaum hawa.

“Keputihan yang abnormal masih dapat dicegah dengan menghambat bakteri penyebab keputihan. Jadi, mulailah menjaga kebersihan dan kesehatan vagina agar terhindar dari keputihan yang tidak normal serta jangan remehkan keputihan,” imbuh Ketua Komite Medik RS Siloam Palangka Raya ini.

img

Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya dr Mikko Uria Napas Ludjen. Foto-Tiva

Baca Juga: Ketua Perbakin Kalteng Bidik Kursi Ketua KONI

Baca Juga: Jelang Liga 2, Kalteng Putra Segera Umumkan Daftar Pemain

Reporter: Ahc23 Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner