Kalsel

Sudah 50 Penderita DBD di Kabupaten Banjar, Dinkes: Ini Ancaman Real

apahabar.com, MARTAPURA – Selain Virus Corona, penyakit demam berdarah dengue (DBD) menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten…

bakabar.com, MARTAPURA – Selain Virus Corona, penyakit demam berdarah dengue (DBD) menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar adalah ancaman real di depan mata yang wajib diwaspadai.

Pasalnya, sudah ada 50 kasus penderita DBD di Kabupaten Banjar, terhitung sejak Oktober 2019 hingga Januari 2020 ini.

Data dari Dinkes Banjar, bulan Oktober tercatat ada 7 kasus, 10 dan 12 kasus pada November dan September 2019.

Sementara untuk Januari 2020, terdata 21 kasus penderita DBD. Meningkatnya pengidap DBD tak lepas dari memuncaknya curah hujan di Januari ini.

Sebab, di musim penghujan ini nyamuk Aedes Aegypti pesat berkembangbiak.

Kadinkes Banjar dr H Diauddin melalui Kepala Bidang (Kabid)Kesehatan Masyarakat (Kesmas) drg Rahimayanti mengungkapkan, penderita DBD malah masih didominasi warga Martapura Kota.

“Kebanyakan penderita DBD masih sama dengan tahun sebelumnya yakni, didominasi penduduk di Kecamatan Martapura,” ujarnya belum lama tadi.

Rahimayanti merincikan, jumlah penderita DBD tiap tahunnya naik turun. Selama 2018 tercatat sebanyak 305 penderita DBD. Jumlah tersebut meningkat jauh dibandingkan 2017 yang hanya 101 kasus DBD.

Di 2019 jumlahnya kembali menurun, total 231 kasus dengan 3 orang meninggal dunia. Hal ini kata Rahimayanti, tak lepas dari program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Tahun 2020 ini, lanjutnya lagi, ia memprediksi jumlah orang sakit akibat virus nyamuk itu kembali menurun.

“Sebab jika dibandingkan jumlah penderita DBD bulan Januari 2019, totalnya 108 orang. Sementara saat ini hanya 21 orang,” katanya.

Kesadaran masyarakat, lanjutnya, pada prilaku hidup bersih dan sehat sangat menentukan turun atau naiknya jumlah penderita DBD.

Dia menyebut, banyak masyarakat yang salah kaprah bahwa poging dapat membrantas nyamuk Aedes Aegypti.

Padahal, ungkapnya, tidak demikian. Pencegahan yang paling utama adalah dengan berprilaku hidup bersih dan sehat.

Seperti menerapkan 3M: menutup, mengubur, dan menguras. “Selain itu masyarakat bisa melakukan mencegahan sengan cara menanam tumbuhan yang tidak disukai nyamuk, seperti serai wangi atau bunga lafender,” papar Rahimayanti.

“Ayo kita ajak masyarakat yang belum menerapkan agar hidup bersih dan sehat. Sebab kasus DBD tidak akan menurun jika tidak adanya kesadaran dari masyarakat,” pungkasnya.

Baca Juga:Warga RT 15 Desa Baroqah Tanbu Gotong Royong Hindari Ancaman DBD

Baca Juga:Waspada! Warga Positif DBD di Banjarbaru Bertambah

Reporter: Ahc22
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner