Pemko Banjarbaru

Polemik Peternakan Babi di Banjarbaru, DPRD: Kebanyakan Surat-suratan

apahabar.com, BANJARBARU – Polemik peternakan Babi di Banjarbaru makin meruncing. DPRD Kota akhirnya turun tangan. “Pada…

Featured-Image
 Ilustrasi ternak bagi. Foto- Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU – Polemik peternakan Babi di Banjarbaru makin meruncing. DPRD Kota akhirnya turun tangan.

“Pada hari ini Komisi III sudah memenuhi permintaan komunitas peternak Babi di Guntung Manggis yang tadi telah hadir di sini dengan mewakili 56 kelompok peternak,” ujar Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Takyin Baskoro kepada bakabar.com, Kamis (20/2) siang.

Hasil dari pertemuan Komisi III, harus pihak Peternak dengan Pemkot Banjarbaru dan DPRD Banjarbaru harus duduk bersama.

“Pertama bahwa ke-16 peternak yang hadir pada hari ini semuanya memiliki itikad baik terhadap rencana ataupun kebijakan pemkot Banjarbaru,” jelas dia.

Mereka semua disebut siap untuk urun rembuk bersama pemerintah kota dan DPRD mencari solusi yang terbaik.

Yang kedua, lanjutnya, DPRD mencatat bahwa persoalan ini memerlukan waktu yang cukup panjang karena minimnya musyawarah yang dilakukan dua belah pihak.

“Selama ini lebih banyak bersurat-suratan,” sambung dia lagi.

“Terbukti hari ini ketika diundang, kita ajak duduk bersama dalam suasana kekeluargaan, suasana menjadi cair, mereka semua mengerti apa yang diinginkan Pemkot,” ungkapnya

Komisi III sepakat ingin menyampaikan hasil rapat hari ini kepada Pemkot. Untuk diadakan kembali musyawarah dengan melibatkan masyarakat khususnya peternak dengan Pemkot dan DPRD.

“Kami yakin akan ada solusi yang terbaik untuk semuanya demi Banjarbaru lebih baik,” pungkas Takyin.

Seperti diketahui, Pemkot Banjarbaru memberi waktu hingga 28 Februari kepada peternak Babi untuk pindah dari lokasi sekarang ke lokasi lain di luar Banjarbaru tanpa memberi solusi.

Di Banjarbaru sendiri terdapat kurang lebih 56 peternak babi yang berada di Kelurahan Guntung Manggis.

Karena tidak boleh ada kandang babi yang berada dekat permukiman rumah warga, puluhan peternak ini diwajibkan angkat kaki.

Baca Juga: Menilik Kampung Mualaf Di Desa Loksado

Baca Juga: Jarang Mati, Alasan Asuransi Peternakan Kurang Dilirik

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner