Nasional

Memanas dengan China, Jokowi Gandeng Jepang di Natuna

apahabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menggandeng Jepang untuk berinvestasi di Natuna seiring memanasnya hubungan Indonesia…

Featured-Image
Presiden Jokowi di atas KRI Usman Harun 359 saat berkunjung ke Natuna Utara terkait kehadiran Kapal Coast Guard China. Foto-Merdeka.com

bakabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menggandeng Jepang untuk berinvestasi di Natuna seiring memanasnya hubungan Indonesia dengan China.

Dilansir Antara, Jokowi mengajak pelaku usaha Jepang melalui Menlu Jepang Motegi Toshimitsu untuk melakukan investasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

“Saya ingin mengajak Jepang melakukan investasi di Natuna,” kata Presiden Jokowi ketika menerima Menlu Jepang di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (10/1).

Kepala Negara mengapresiasi kerja sama RI-Jepang di Natuna yang sudah terjalin, yaitu pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu untuk fase pertama.

“Saya harapkan usulan pendanaan untuk fase kedua dapat segera ditindaklanjuti,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat datang di Jakarta kepada Menlu Jepang dan rombongan.

“Selamat datang di Jakarta, selamat atas tugas baru sebagai Menteri Luar Negeri,” katanya.

Jokowi mengatakan sebagai menteri luar negeri dengan latar belakang ekonomi, pasti akan memberikan banyak perhatian pada diplomasi ekonomi.

Menurut Jokowi, Jepang adalah salah satu mitra utama Indonesia.

“Saya tahu, setelah ini Yang Mulia akan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia membahas kerja sama bilateral secara lebih detil,” katanya.

Jokowi menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan prioritas Indonesia terkait dengan Jepang, terutama bidang investasi.

PANAS DI AWAL

Setelah garang di awal-awal, China mulai bersikap lunak terhadap Indonesia terkait Natuna.

China menilai masalah ini hanya perlu diselesaikan dengan komunikasi saja.

Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang, seperti dikutip dari CNBC Indonesia mengatakan China dan Indonesia telah berkomunikasi secara diplomatik terkait permasalahan ini.

“China dan Indonesia adalah mitra strategis yang komprehensif. Di antara kami, persahabatan dan kerja sama adalah arus utama, sementara perbedaan hanyalah bagian saja,” kata Geng Shuang, Rabu (8/1) kemarin.

Entah sengaja apa tidak, pernyataan China itu dikeluarkan setelah Presiden Jokowi mengunjungi Natuna di hari yang sama.

Sebagai negara pesisir Laut Cina Selatan dan negara-negara besar di kawasan ini, kata Geng, China dan Indonesia memikul tugas penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional.

China, sambungnya, selalu memandang hubungan bilateral dengan Indonesia dari perspektif strategis dan jangka panjang.

Geng percaya Indonesia juga akan memiliki gambaran yang lebih besar tentang hubungan bilateral dan stabilitas regional.

“Saya ingin menekankan bahwa China dan Indonesia tidak memiliki perselisihan mengenai kedaulatan wilayah. Kami memiliki klaim hak dan kepentingan maritim yang tumpang tindih di beberapa wilayah di Laut Cina Selatan.” kata Geng.

China, kata Geng lagi, meminta Indonesia untuk tetap tenang, dan mengatakan pemerintah China sedang mengupayakan cara damai untuk membahas konflik ini dengan pemerintah RI.

Sebagaimana diketahui, kapal-kapal China pergi dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia usai kedatangan Jokowi ke Natuna.

“Dengan amatan dari TNI AU melalui udara, mereka artinya kapal-kapal China yang melakukan ilegal fishing sudah keluar dari ZEE kita pasca kunjungan presiden ke Natuna,” kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Sisriadi, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (9/1).

Ya, kunjungan Jokowi ke Natuna memberikan pesan tegas ke pemerintah China di Beijing terkait konflik di perairan Natuna itu.

Baca Juga:TNI: Kapal China Tinggalkan ZEE Usai Jokowi Kunjungi Natuna

Baca Juga:KKP Tangkap 3 Kapal Vietnam Pencuri Ikan di Natuna

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner