bakabar.com, OTTAWA – Insiden penembakan pesawat Ukraina yang menewaskan 176 penumpang, Rabu (8/1) lalu menimbulkan luka mendalam bagi Kanada. Sebab, sedikitnya 57 warga Kanada tewas dalam peristiwa tersebut.
Dilaporkan Antara, kerabat beberapa warga Kanada yang tewas itu menuntut Perdana Menteri Justin Trudeau untuk mengambil sikap tegas.
“Waktu akan berbicara dan dunia sedang mengamati,” kata Menteri Luar Negeri Francois-Philippe Champagne saat ditanya apakah Iran melakukan penyelidikan atas apa yang terjadi dengan itikad baik.
“Saya kira keterbukaanlah yang sedang dicari masyarakat internasional sekarang,” katanya dalam konferensi pers.
Champagne mengatakan negaranya sekarang memikirkan 57 warga Kanada yang tewas dalam kecelakaan itu. Pihaknya juga sedang membentuk satuan tugas darurat untuk membantu keluarga korban.
Hubungan kedua negara memang tidak bagus. Mengingat Kanada sudah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 2012 lalu.
Seperti diketahui, peristiwa penembakan itu terjadi pada Rabu lalu, menewaskan 176 orang di pesawat.
Iran mengaku penembakan itu akibat human error. Sebab siaga mereka atas pembalasan yang mungkin terjadi setelah pihaknya meluncurkan roket ke pangkalan pasukan AS di Irak.
Peluncuran roket itu dilakukan sebagai balasan mereka atas serangan drone AS menewaskan jenderal Iran, Qasem Soleimani, di Irak.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani melalui akun Twitter pribadi, Sabtu (11/1) juga mengakui kesalahan menembak jatuh pesawat Ukraina dengan rudal.
“Investigasi internal Angkatan Bersenjata telah menyimpulkan bahwa misil yang ditembakkan karena kesalahan manusia dan menyebabkan jatuhnya pesawat Ukraina dan menewaskan seluruh penumpang yang tidak bersalah,” cuit Rouhani.
“Investigasi akan berlanjut dan kami akan menuntut tragedi hebat ini sebagai kesalahan tak termaafkan. Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan ini, doa saya tujukan kepada semua keluarga yang berkabung. Saya mengucapkan belasungkawa yang tulus,” sambungnya.
Baca Juga:Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Iran Minta Maaf
Baca Juga: Langgar Sanksi AS terhadap Iran, Bos Huawei Ditangkap di Kanada
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin