Nasional

Lambat Dijemput, Warga Sukabumi di Wamena Viralkan Video Minta Bantuan  

apahabar.com, SUKABUMI – Belum lama ini, beredar video tentang warga Sukabumi, Jawa Barat yang mengaku terjebak konflik…

Featured-Image
Tangkapan layar video viral, warga Sukabumi minta dijemput pulang.Foto-detikcom

bakabar.com, SUKABUMI- Belum lama ini, beredar video tentang warga Sukabumi, Jawa Barat yang mengaku terjebak konflik di Kota Wamena, Provinsi Papua di jejaring aplikasi pesan singkat. Mereka berharap segera dipulangkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Pemprov Jabar.

Warga bernama Ijam itu mengaku membuat video pada Sabtu (5/10/2019). Video berdurasi 1:38 menit itu pun kemudian viral.

“Video dibuat hari kemarin, karena kabupaten saya (Sukabumi) dan Provinsi Jabar lambat sekali. Sudah dua minggu konflik tidak kunjung datang (menjemput), sehingga inisiatif buat video,” kata Ijam melalui sambungan telepon seperti dilansir detikcom, Minggu (6/10/2019).

Ijam mengirim sejumlah KTP rekan-rekannya warga Sukabumi yang saat ini menunggu penjemputan di Papua. Ia menyebutkan beberapa warga perantauan dari daerah lain sudah dievakuasi dan dipulangkan ke daerah asalnya, seperti warga Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Banten.

“Bahkan yang dari Banten dipulangkan oleh gubernurnya pakai Pesawat Garuda. Diberikan uang saku segala,” tuturnya.

Selama di penampungan Jayapura, Ijam mengaku mendapat perlakuan baik.

“Sudah di Jayapura sepekan, kejadian hari Senin (23/9/2019). Setelah itu hari Minggu (29/9/2019) dievakuasi, saat ini posisi saya di Sentani di salah satu Panti Sosial nunggu penjemputan,” katanya.

Selain Ijam, ada 4 orang lainnya yang berasal Sukabumi, dan 70 orang warga asal Jabar yang saat ini menunggu dipulangkan.

“Di Papua sini kan ada Paguyuban Sunda Ngumbara, kemarin di video saya salah ucap jadi Sunda Membara. Ada sekitar 70an lagi warga Jabar yang ingin pulang ke kampung halaman,” jelasnya.

Baca Juga: Pengungsi Wamena Siap Kembali Jika Aman

Baca Juga: Proses Persidangan 7 Anggota KNPB Dipindahkan ke Kaltim

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner