Nasional

Tragedi Papua, Jadikan Pelajaran Berharga

apahabar.com, BANJARMASIN – Tragedi Papua yang terjadi baru-baru ini menyita banyak perhatian masyarakat. Wakil Ketua Komisi…

Featured-Image
Ilustrasi unjuk rasa di Papua. Foto-BBC Indonesia

bakabar.com, BANJARMASIN - Tragedi Papua yang terjadi baru-baru ini menyita banyak perhatian masyarakat.

Wakil Ketua Komisi I Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Suripno Sumas berpendapat, peristiwa itu bisa dijadikan sebagai pelajaran berharga.

“Karenanya peristiwa serupa, apalagi yang lebih lagi, jangan sampai terulang, baik di Papua maupun daerah lain di Indonesia,” ujar wakil rakyat bergelar sarjana hukum dan magister hukum ini.

Dikemukakan alumnus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu, peristiwa Papua tersebut bisa mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sudah menjadi harga mati bagi bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 ini.

Pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengajak kilas balik sejarah perjuangan Indonesia, tanpa persatuan dan kesatuan mungkin sulit mencapai kemerdekaan.

“Itu harus mengenyampingkan ego kedaerahan, golongan atau keturunan serta egoisme-egoisme lainnya,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu.

Begitu pula dalam menyelesaikan suatu permasalahan agar lebih mengedepankan hukum terlebih dahulu, sesuai amanat UUD 45, bahwa negara Indonesia adalah negara hukum, lanjut Suripno yang terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kalsel pada Pemilu 2019.

Selain itu, menurut dia, mengedepankan musyawarah mufakat dalam penyelesaian permasalahan, bukan mau menang sendiri, tetapi hargai perbedaan atau pendapat orang lain.

“Sebagai muslim, saya kira Islam sudah mengajarkan tentang permusyawaratan (musyawarah) dan bagaimana cara menghormati perbedaan, antara lain seperti termuat dalam Al Qur’an Surah Al-Kafirun,” tuturnya.

“Misalnya terkait masalah agama atau keyakinan dalam surah itu, AllahSWT menegaskan, ‘untukmulah agamamu, untukkulah agamaku’ (lakum diinukum waliadiin),” lanjut Wakil Ketua Komisi I DPRD Kalsel yang juga membidangi Kamtibmas tersebut.

Oleh sebab itu, laki-laki kelahiran 1948 berdarah Banjar Kalsel dan Jawa tersebut mengapresiasi, pemerintah daerah dan masyarakat setempat dapat menjaga kerukunan, kendati dalam keadaan penduduk yang majemuk.

“Kita berharap keadaan yang kondusif tetapi terjaga dalam masyarakat Kalsel yang kini mencapai empat juta jiwa lebih yang tersebardi 13 kabupaten/kota,” demikian Suripno Sumas.

Penduduk Kalsel dengan luas wilayah sekitar 3,7 juta hektare, bukan saja beragam suku bangsa, tetapi juga agama dan kepercayaan, serta keturunan, kesemuanya itu terbingkai dalam “Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapi tetap satu).

Baca Juga: Tri Susanti dan Samsul Arifin Tersangka Rasial Asrama Papua Ditahan

Baca Juga: Polisi Tahan Tri Susanti, Korlap Aksi di Asrama Mahasiswa Papua

Baca Juga: Hari Ini, Kapolri dan Panglima TNI Bertolak ke Papua

Sumber: Antara
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner