bakabar.com, BANJARBARU – Tadi pagi, tujuh penerbangan di Syamsudin Noor mengalami penundaan alias delay akibat kabut asap.
Kejadian ini belakangan mencuri perhatian serius dari Badan Penanggulangan Nasional Bencana atau BNPB.
Staf Ahli BNPB Masda TNI purnawirawan, Bonar Hutagaol mengatakan karakteristik area bandara menyebabkan asap tertarik ke area bandara.
“Tempat yang luas dan terbuka dan saat pagi tekanan udara menjadi rendah sehingga asap ini mengumpul di area bandara,” ujarnya seusai briefing bersama BPBD Kalsel di ruangan Surya Dharma, Banjarbaru. Kamis (12/09).
Briefing tadi pagi membahas penanggulangan kabut asap wilayah bandara bersama BNPB, Satgas Udara dan Darat, Manggala Agni, MPA (Masyarakat Peduli Api) dan SKPD terkait kebencanaan.
Asap yang mengumpul di area bandara menyebabkan jarak pandang bandara menurun. Bahkan hanya mencapai 100 meter.
BNPB masih kesulitan dalam pengambilan air untuk pemadaman wilayah sekitar bandara. Pihaknya mengaku sangat membutuhkan kepedulian dari pemerintah daerah.
“Bantuan untuk membuat kanal atau embung sehingga pada musim hujan air itu tertampung dan akan dimanfaatkan untuk penyiraman pada saat panas,” ujarnya lagi.
“Kita sudah membuat kolam plastik yang dapat menampung 15 ton air tapi ini terlalu besar. Kita lebih butuh yang kecil yang dapat disimpan di hutan-hutan sehingga bisa dipakai untuk pemadaman,” sambungnya.
Perbedaan Kalsel dengan wilayah Kalimantan lainnya adalah dominasi lahan gambut dan lahan pertanian. Sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan musim panas untuk membuka lahan.
“Ada pasukan kami 1.500 orang untuk mensosialisasikan membukaan lahan dengan cara tidak membakar dan lebih diarahkan untuk gotong royong,” jelasnya.
1.500 orang pasukan tadi terbagi dalam tim-tim yang beranggotakan masing-masing 15 orang. Mereka berasal dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan masyarakat.
“Tugas mereka adalah sosialisasi. Tetapi kenyataannya sekarang 90 persen mereka memadamkan api. Sehingga peralatan meraka terbatas namun masyarakat Kalsel sangat membantu karena mau meminjamkan peralatan pemadaman” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan bahwa bencana karhutla ini bukan tanggung jawab BPBD saja tetapi ada dari SKPD yang berkaitan.
“Tanggung jawab Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan yang mana sudah ada program untuk mencegah karhutla tetapi tidak sinergi oleh karena itu sinergitas ini perlu untuk ke depannya,” ujarnya mengakhiri.
Meminjam data terbaru BPBD hingga (11/09) kemarin, kasus kebakaran hutan dan lahan di Kalsel telah mencapai 3.359,1 hektar atau tepatnya 3.279,35 hektar lahan terbakar, dan 79,75 hektar hutan terbakar. Kabut asap pun hampir menyelimuti seluruh wilayah Kalsel.
Baca Juga: Terungkap! 6 Titik Hotspot Ini Jadi Penyumbang Asap di Area Bandara
Baca Juga: Banjarmasin Dikepung Asap, Perlukah Sekolah Diliburkan?
Baca Juga: Diteror Kabut Asap, Pemkab Balangan Sebar Ribuan Masker Gratis
Baca Juga: Kabut Asap Menebal di Banjarmasin, Liburan Sekolah Tiba?
Baca Juga: Breaking News; Kabut Asap Parah! 7 Penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor Delay
Reporter: Nurul MufidahEditor: Fariz Fadhillah