bakabar.com, BANJARBARU – Makin siang, massa kian menyesaki Kantor Gubernur Kalsel.
Diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan orang. Mereka berasal dari mahasiswa lintas kampus di Kalsel. Menuntut keseriusan pemerintah dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
“Kami datang ke sini untuk menanyakan data konkrit pak, jangan cuma argumentasi saja, bagaimana dengan 99 persen lahan dibakar,” ujar salah satu demonstran.
Mereka membawa sejumlah atribut. Terlihat beberapa bendera organisasi PMII, HMI, dan beberapa Himpunan Mahasiswa seperti BEM, dan himpunan jurusan memenuhi kawasan depan kegubernuran.
Membawa banyak banner, beragam aspirasi coba disampaikan. Misalnya: “Karhutla Merajalela Rakyat Menderita”.
Selain itu, ada lagi tulisan tulisan seperti “Bertindak Sebelum Kami Mati”, “Kami Butuh Oksigen” “Jangan Pura Pura Buta Tapi Melihat Dengan Pura Pura Tuli Tapi Mendengar”.
Kemudian, “Saya Sedih Negara Ini Diperkosa Janji Mereka” dan masih banyak tulisan lainnya.
Gemuruh suara perjuangan itu berlanjut ke pertanyaan pertanyaan. Mahasiswa berhasil membuat Gubernur turun langsung.
“Mohon rekan rekan mahasiswa tenang sebentar, tolong mundur sedikit,” ujar aparat yang berjaga.
“Bapak Gubernur sudah di hadapan kalian, saya minta kalian tenang,” sambungnya.
Paman Birin pun akhirnya duduk bersama di tengah mahasiswa yang berdemo.
Serentak semua duduk di halaman. Dengan seksama mendengarkan Paman Birin bertutur. Pertanyaan demi pertanyaan mulai dijawab.
“Saya yakin kita tahu hari ini kita di musim kemarau,” ujar Sahbirin membuka jawaban.
“Selalu saja kita mendapatkan musibah karhutla, kita Pemprov Kalsel tentu tidak tinggal diam,” sambung Paman Birin, sapaan Sahbirin.
Sejumlah kegiatan sudah dilakukan Pemprov Kalsel. Termasuk menerbitkan edaran ke wali kota dan bupati untuk turun ke lapangan.
“Sampai subuh tadi kita sudah di lapangan, alhamdulillah beberapa titik api bisa kita atasi, tentunya ini tidak bisap Pemprov saja,” ujar Birin.
Birin mengatakan kendala terbesar adalah pemadam di lahan gambut. Sudah 200 hektare lahan gambut umumnya di Banjarbaru terbakar.
“Saya tau adek adek di sini pasti ingin penanganan karhutla tuntas, nah kita sudah mencoba lakukan tapi karena ada lahan gambut yang asapnya keluar terus jadi kita lakukan perendaman untuk itu,” lanjut paman
“Istilahnya orang yang terkena asap kan kasian makanya kita turun siang malam untuk melakukan pencegahan, makanya saya bilang untuk mencari oknum pembakaran dan saya minta untuk di kepolisian menghukum yang sesuaim” sambungnya.
Begitu juga paman Birin menjelaskan mengapa fokus pemadaman di wilayah bandara Syamsudin Noor.
Belum selesai menjelaskan, demonstran kemudian menjawab, “Kami yang diselamatkan Pak, bukan bandara,” teriak satu orang yang diikuti orang lainnya.
“Konsisten Pak,” celetuk yang lainnya.
Sementara itu, Kapolres Banjarbaru, Kelana Jaya menjelaskan mengenai oknum pembakaran.
“Jadi untuk data yang di Banjarbaru ada 4 yang sudah diamankan 3 proses lidik dan 1 dinaikkan ke proses penyidikan, untuk koorporasi di Banjarbaru belum kita temukan,” ujarnya
Mahasiswa yang tak puas dengan jawaban itu pun seketika memberontak dengan berteriak bersama.
“Kenapa Banjarbaru saja pak, beribu hektar di Kalsel, mana data yang di Banjarmasin dan yang lainnya,” lanjut demonstran yang beralmameter navy ini.
“Tadi katanya ada 2 korporasi yang melakukan pembakaran, atau bapak memang ingin menyembunyikan ini? Kita butuh tranparansi,” sambung demonstran.
“Semua ada prosesnya, mereka akan dikenakan sanksi hukum maupun administrasi, secepatnya akan diselesaikan, kita butuh teman teman mahasiswa untuk menyelesaikan ini juga,” jawab Birin.
Sampai berita ini diturunkan, aksi demo ini masih berlangsung dengan penjagaan aparat gabungan.
Baca Juga: Tolak RKUHP, Mahasiswa 'Duduki' DPRD Kalsel
Reporter: Nurul MufidahEditor: Fariz Fadhillah