Nasional

Dekan FKUI: Hipoksia Akibat Kabut Asap Sebabkan Kerusakan Organ Tubuh

apahabar.com, JAKARTA – Selama ini orang awam sudah memahami bahwa kabut asap bisa memicu penyakit infeksi…

Featured-Image
Ilustrasi. Petugas memberikan perawatan medis terhadap korban kabut asap di Puskesmas Cot Seumeureung, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Selasa (30/07). Foto-Antara/Syifa Yulinnas

bakabar.com, JAKARTA – Selama ini orang awam sudah memahami bahwa kabut asap bisa memicu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) serta iritasi mata dan kulit.

Padahal, menurut Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari F Syam, bia lebih dari itu, orang yang terpapar langsung kabut asap bisa menderita hipoksia atau kondisi kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.

“Penelitian membuktikan bahwa kondisi hipoksia sistematik kronik dapat menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, jantung dan lambung,” ujar Ari di Jakarta, seperti dilutip bakabar.com dari Antara, Sabtu (14/09).

Dia menambahkan di dalam tubuh, keseimbangan oksigen dijaga oleh sistem kardiovaskuler dan sistem pernafasan. Hipoksia seharusnya dihindari, apalagi pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pada pembuluh darah, baik pada pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung.

Kadar oksigen yang rendah menyebabkan jantung akan mengalami penurunan pasokan oksigen yang berat yang dapat menyebabkan terjadinya infark atau kematian jaringan.

Begitu pula pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pembuluh darah otak, kekurangan oksigen dapat memperburuk kondisi pasien hingga mengakibatkan pasien tidak sadarkan diri.

Meski demikian, Ari menyebut perlu menghitung berapa banyak penurunan kadar oksigen yang terjadi akibat kabut asap, yang menutupi Pekanbaru dan kota-kota lain di Tanah Air.

Di sisi lain, komponen asap akibat kebakaran hutan juga harus dianalisa sehingga dapat diprediksi dampaknya buat kesehatan. Akhirnya memang perlu penelitian lebih lanjut mengenai kandungan asap yang ada dan dampak penurunan kadar oksigen sehingga dampak pada masyarakat dapat diprediksi dan diantisipasi.

“Untuk sementara memang masyarakat dianjurkan untuk tidak terhirup asap dan mencegah untuk tidak berada di luar rumah, saat jumlah asap masih tinggi,” imbuh Ari.

Baca Juga: Hari Ini, Kalsel Duduki Empat Besar Klasemen Hotspot Terbanyak!

Baca Juga: Update Tersangka Karhutla, Jadi 179 Orang dan Empat Korporasi

Baca Juga: Komnas Pengendalian Tembakau: Sebaiknya Vape Dilarang Sebelum Ada Korban

Baca Juga: Suhu Panas Diduga Pemicu Ledakan Mortir Perang di Gudang Brimob

Sumber: Antara
Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner