bakabar.com, JAKARTA – Sejumlah warga pendatang di Manokwari, Papua Barat dikabarkan tak berani meninggalkan rumah.
Aksi unjuk rasa massa di Manokwari yang memprotes dugaan rasisme dan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, berakhir rusuh.
Salah seorang warga Manokwari, Edi Hartanto mengatakan aksi dilakukan sejak pukul 06.00 waktu setempat. Massa memblokade jalan, mulai dari depan Pelabuhan Manokwari hingga Jalan Trikora Sowi.
Beberapa warung makan di sekitar kampus Universitas Papua Manokwari terbakar. Pun demikian dengan gedung DPRD Papua Barat. Bahkan disebutkan sejumlah warga melakukan sweeping.
Sebagai warga pendatang, Edi tak berani keluar rumah. Dia menerima imbauan itu dari aparat setempat dan sejumlah rekan.
“Untuk sementara masyarakat dilarang keluar rumah, apalagi yang pendatang, setelah kejadian kemarin di Surabaya ada tindakan rasis itu, kemudian ada aksi balasan (di Manokwari),” kata Edi, dikutip bakabar.com dari CNN Indonesia, Senin siang.
“Jadi benar, situasi mencekam. Jalan-jalan dipalang, ada pembakaran di sejumlah lokasi kompleks di pusat kota. Situasinya mencekam saya di pusat kota di titik nol kilometer,” kata warga lainnya, Ishak.
Menurutnya aparat keamanan tidak memberikan imbauan apapun. Namun sejumlah warga berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
Belum ada keterangan resmi dari Kapolda Papua Barat Brigadir Jenderal (Brigjen) Herry Rudolf Nahak.
Dalam konferensi pers baru tadi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau untuk warga Papua tak terpancing isu-isu atau pesan berantai di media sosial yang membentuk opini tertentu.
Tito juga mengatakan siap menambah pasukan dari Maluku dan Sulawesi jika dibutuhkan.
Selain tekanan harga emas global, koreksi saham-saham sektor ini pun terjadi bersamaan dengan aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. Polisi pun terus melakukan negosiasi dengan mahasiswa dan tokoh masyarakat di Manokwari.
“Kami melakukan negosiasi dulu dengan mahasiswa dan tokoh masyarakat di sana,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, dikutip Detikcom, pagi ini.
Kerusuhan di Manokwari bermula dari mahasiswa dan masyarakat yang menyampaikan aspirasinya terkait insiden kekerasan dan pengusiran mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya beberapa hari lalu.
Demo yang rusuh ini dinilai akan memicu persepsi negatif akan terganggunya aktivitas bisnis di wilayah tersebut.
Baca Juga:Kerusuhan Pecah di Manokwari, Gedung DPRD Terbakar
Baca Juga:Rusuh Manokwari Buntut Pemukulan Mahasiswa Papua di Surabaya
Baca Juga:Rusuh Manokwari, Peter Tak Menyangka Gedung DPRD Papua Barat Dibakar
Editor: Fariz Fadhillah