Kalsel

Menghidupkan Pulau Bakut, BKSDA Ajak Generasi Milenial

apahabar.com, MARABAHAN – Memiliki letak strategis, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan menargetkan bisa…

Featured-Image
Ika-SKMA Kalimantan Selatan melepasliarkan burung di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut. Foto-Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Memiliki letak strategis, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan menargetkan bisa menggandeng generasi milenial untuk mengembangkan Pulau Bakut.

Pulau Bakut sudah disahkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA). Di pulau seluas 15,58 hektar di bawah Jembatan Barito tersebut, juga menjadi tempat hidup bekantan.

Tidak cuma menyaksikan habitat bekantan, Pulau Bakut juga dijadikan daerah konservasi berbagai pepohonan, seperti yang dilakukan Ikatan Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (Ika-SKMA) Kalsel, Senin (12/8).

img

Mudah dijangkau dengan transportasi air maupun darat, TWA Pulau Bakut paling berpotensi dijadikan eduwisata. Foto-Istimewa

Bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati setiap 10 Agustus, mereka menggelar berbagai aksi di Pulau Bakut.

Mulai dari pelepasliaran burung, penanaman pohon endemik dari jenis nyamplung (Calophylum Inophyllum), serta pembersihan sampah plastik di sekitar TWA.

“Melalui kegiatan ini, kami berusaha membangun kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, terutama generasi milenial agar menjadikan konservasi alam sebagai sikap hidup,” sahut Benny Tomasila, Ketua Ika-SKMA Kalsel.

Kegiatan tersebut melibatkan semua stakeholder, baik dari Barito Kuala, Kalsel dan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

“Kami memang membuka peluang kepada semua pihak agar terlibat dalam konservasi alam Pulau Bakut. Dalam tahap awal seperti pembangunan titian, kami didukung PT Adaro,” papar Dr Ir Mahrus Aryadi MSc, Kepala BKSDA Kalsel.

“Kedepan kami memiliki program yang lebih besar lagi, terutama melibatkan generasi milineal melalui kegiatan fotografi alam liar dan penulisan konservasi,” imbuhnya.

Memang dengan pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau, pengembangan Pulau Bakut lebih mengedepankan edukasi dan wisata atau eduwisata.

“Selain melestarikan bekantan, generasi milenial juga dapat mengenal berbagai jenis pohon di Pulau Bakut. Pun mereka juga menikmati alam atau hiling, karena udara di pulau ini masih segar,” tambah Mahrus.

Sudah dapat dikunjungi masyarakat umum sejak 7 November 2018, TWA Pulau Bakut sebenarnya masih soft launching, “Sementara grand launching segera dilakukan Gubernur Kalsel,” tandas Mahrus.

Baca Juga: Hanya Kondisi Darurat, Mobil Bisa Lewati Jembatan Pulau Bromo

Baca Juga: Siswi Asal Tapin dan Kandangan Dipercaya Bawa Baki Paskibra HUT RI di Kalsel

Baca Juga: 5 Hari Jelang Kemerdekaan, Gapura Ini Masih Berhias HUT ke-73

Reporter: Bastian AlkafEditor: Syarif



Komentar
Banner
Banner