Tak Berkategori

KH Ahmad Zamani Wafat, Siapa Beliau?

apahabar.com, BANJARMASIN – Kabar kewafatan KH Ahmad Zamani ramai dibagikan di media sosial facebook pada Sabtu…

Featured-Image
KH Ahmad Zamani. Foto-majelisulamadanwali

bakabar.com, BANJARMASIN - Kabar kewafatan KH Ahmad Zamani ramai dibagikan di media sosial facebook pada Sabtu (26/4) malam. Siapa sebenarnya ulama tersebut?

Kabar kewafatan KH Ahmad Zamani diposting akun facebook Muhammad Thaha. Akun tersebut mengunggah foto almarhum KH Ahmad Zamani dengan keterangan:

"Innaalillaahi wa innaa ilaihi raji'un, telah meninggal dunia salah satu ulama Banjarmasin Abuya Drs KH Ahmad Zamani M Ag, ba'da magrib td. Beliau merupakan dosen fakultas ushuluddin dan ulama yang sering mengisi pengajian di majelis ta'lim. Semoga Allah mengampuni dan menerima amal ibadah beliau al fatihah.."

Baca Juga: Masjid Ini Patok Biaya Membukakan Puasa Sebanyak 6 Juta Rupiah

img

Informasi salah satu netizen di facebook. Capture-FB/Muhammad Thaha

Siapa KH Ahmad Zamani? Menurut majelisulamadanwali.blogspot.com, KH Ahmad Zamani atau Drs KH Ahmad Zamani M Ag lahir di Alabio, Amuntai pada Minggu 1 Agustus 1954 M (bertepatan dengan 1 Zulhijjah 1373 H).

Beliau adalah dosen Ilmu Hadits di Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin (sekarang; UIN Antasari). Sempat menjabat sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Ushuluddin dan Humaniora di Universitas Islam tersebut.

KH Ahmad Zamani atau yang akrab disapa dengan Abuya tersebut diketahui alumni Takhassus Diny Pondok Pesantren "Rakha"Amuntai.

Beliau kemudian melanjutkan ke S-1 Ushuluddin (1986) dan S-2 Filsafat Islam (2004).

Beliau juga pendiri Pondok Tahfidzul Ilmu Hadits dan Quran "Jannatul Irfan", Danau Panggang, Amuntai.

Diantara kalam KH Ahmad Zamani:

"Besarnya pahala (shalat) pada shaf pertama itu karena kita jadi tahu siapa imamnya, jelas mendengar bacaan imam, lebih khusyuk menyimak khutbah sehingga dapat mengambil faedah."

"Para mufassir itu ada unsur ilham Tuhan, didapat dengan kekuatan ibadah. Itu artinya mereka orang yang benar-benar alim, bukan orientalis."

"Alquran sebuah kitab suci, dianggap sakral. Mutlak kalam Tuhan yang hanya Nabi yang dapat menerjemahkan. Orang yang punya ilmu mapan bisa juga memahami, tapi tetap merujuk pada Nabi SAW sehingga para mufassirin dan muhadissin harus ekstra hati-hati dalam menafsirkan, karena ayat saling berkaitan tidak bisa terpotong-potong".

"Kasyf ada 3 macam, yaituKasyf Jamilullahialah terbukanya keindahan Allah, keduakasyf Kalamullahialah terbukanya kesempurnaan, ketigaKasyf Jalalullahialah terbukanya segala kesempurnaan, keagungan, kebesaran Allah. Bila seseorang berada pada kondisi ini ada 2 kemungkinan yang terjadi: Dia bisa naik menuju Allah, atau Allah yang turun kepadanya (Liqa Allah). Dalil adanya Kasyf ini terdapat dalam Alquran surah Qaf (50):22 "Maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam."

"Nama seseorang bukan sekedar identitas, melainkan juga merupakan sebuah doa. Maka bila ada 40 orang yang memanggil nama kita, kemungkinan besar nama yang kita sandang apabila mengandung makna yang baik maka kita akan menjadi baik. Jadi jarang orang yang memiliki nama yang jelek memiliki tabiat yang baik. Seperti Abu Jahal, sepanjang hidupnya dia menjadi seorang yang zalim. Berbeda dengan anaknya yang bernama Ikrimah, anak tersebut menjadi salah seorang alim di zamannya. Sehingga bagi saya, nama itu bukan sekedar nama melainkan memiliki makna."

Baca Juga: Masjid Ini Patok Biaya Membukakan Puasa Sebanyak 6 Juta Rupiah

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner