Tak Berkategori

Cerita Pilu Pejuang Demokrasi : Tumbang di Rumah Sakit, Biaya Jutaan Hingga Ditolak BPJS

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemilu serentak 2019 bak bencana besar di negeri ini. Sebab tak sedikit petugas…

Featured-Image
Wawn Rosadi (topi merah) saat bertugas membuat Form C1 Pleno DPRD Kota Banjarmasin. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Pemilu serentak 2019 bak bencana besar di negeri ini. Sebab tak sedikit petugas penyelenggara pemilu di tingkat TPS tumbang, termasuk di Banjarmasin.

Kini seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Belitung Selatan, tergolek lemas hingga sempat mendapat perawatan di RS Suaka Insan Banjarmasin sejak Jumat (19/4) kemarin. Kuat dugaan, anggota KPPS bernama Wawan Rosadi, itu sebelumnya kelelahan usai mengurus Pemilu 2019 di TPS 40.

Baca Juga: Pileg 2019, Dominasi Golkar di Banjarmasin Berakhir

img

Wawan Rosadi kini terkulai lemas di rumahnya. Foto-Istimewa

Selama dua hari mendapat perawatan di RS Suaka Insan Banjarmasin, biaya yang dikeluarkan keluarga Wawan tidaklah sedikit. Mereka harus merogoh kocek hingga Rp6.000.000.

Tak ingin biaya terus membengkak, Wawan yang masih lemah terpaksa dibawa pulang oleh pihak keluarga. "Tak sanggup mas, lah wong biaya jutaan. Padahal baru dua hari rawat inap," ujar Eddy Purwanto, kerabat Wawan Rosadi kepada Apahabar.com.

Sempat pihak keluarga mengajukan pembiayaan melalui program BPJS. Namun karena terkendala administrasi, BPJS tersebut terhambat. Eddy pun kecewa karena Wawan yang membutuhkan perawatan intensif justru dipersulit pihak rumah sakit saat akan memakai BPJS.

"Menyayangkan aja sih, padahal jika gunakan pembayaran umum, biaya besar sekali," sesalnya.

Eddy menceritakan, sebelumnya kerabatnya itu bekerja sebagai anggota KPPS dengan tugas mempersiapkan logistik hingga mengikuti proses penghitungan surat suara.

“Wawn ini sebelumnya beraktivitas seperti biasa bersama rekan-rekannya. Dia juga menjalankan pekerjaan mulai persiapan tenda, logistik, pemungutan surat suara hingga penghitungan suara sampai menjelang Subuh,” Eddy mulai bercerita.

Setelah proses penghitungan surat suara selesai, Wawan kemudian pulang lebih awal dibandingkan petugas KPPS lainnya. Menurut Eddy, saat itu Wawan mengaku sudah kelelahan setelah beberapa waktu mengurus pemungutan suara hingga penghitungan suara.

"Bahkan saat ini Wawan masih tergolek lemas dirumah. Belum bisa diajak bicara. Kami pihak keluarga berharap ada uluran tangan dari pihak-pihak terkait. Karena Wawan jatuh sakit saat sedang bertugas," harapnya.

Eddy menambahkan, selain Wawan, ketua KPPS 40, Suryadi juga sempat tumbang. Namun sakitnya tidak separah Wawan. "Sidin hanya sempat pusing dan kelelahan. Sekarang infonya sudah membaik," pungkasnya.

Tumbangnya Wawan Rosadi ini menambah daftar panjang petugas penyelenggara pemilu yang jatuh sakit setelah kegiatan pemungutan suara.

Berdasarkan dari dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, untuk wilayah Kalimantan Selatan tercatat 12 petugas penyelenggara pemilu yang tumbang karena kelelahan.

Baca Juga: Update Hasil Sementara Situng KPU Pukul 21.00 WIB, Jokowi-Ma'ruf Unggul Lima Juta Lebih Suara

Reporter: Eddy AndriyantoEditor: Syarif



Komentar
Banner
Banner