bakabar.com, BANJARMASIN - Segala bentuk radikalisme terus diitangkal. Begitu juga dengan Yayasan Sa’adah Sungai Paring Martapura, Kabupaten Banjar.
Saufi Muchlis Thalid, ketua umum membulatkan tekad menolak masuknya berbagai bentuk radikalime, termasuk di lingkungan pondok pesantren.
Baca Juga:BSF 2019 Sukses Digelar, Rp866,3 Juta Transaksi Mengalir
Ia menilai jika paham tersebut masuk, maka sangat berbahaya dan teramat mengganggu. Apalagi jika orang yang kurang memahami agama.
"Paham radikalisme berdampak buruk, karena salah dalam penafsiran. Maka sikap dan perbuatan orang yang radikal juga salah," terang Saufi dalam siaran pers yang diterima bakabar.com, Minggu (10/3/2019).
Atas dasar itu lah ia berusaha membentengi agar paham tersebut tak masuk ke pondok pesantren yang dikelola.
"Kita memberikan pemahaman sejak dini agar santriwan santriwati maupun para pengajar melakukan pengawasan ketat agar paham radikalisme tak bisa menyusup masuk," tekannya.
Baca Juga:Cegah Kelebihan Muatan, Dishub Banjarmasin Kembali Pasang Portal Jembatan Besi Kuin Utara
Pada kegiatan rutin pengajian, para jamaah pun juga diberikan wawasan maupun pengetahuan tentang permasalahan tersebut. Tujuannya agar mereka tidak terjerumus masuk dalam paham radikalisme.
Karena itu lah pihaknya mendukung langkah Polda Kalimantan Selatan melakukan deradikalisasi."Sudah menjadi kewajiban semua ustadz di lingkungan ponpes dan semua kalangan agar kegiatan deradikalisasi terus berkembang," pungkasnya.
Editor: Syarif