Pemkab Banjar

Puluhan Ponpes di Kalsel Ikuti Peringatan Hari Santri Nasional di Martapura

Meriahnya Peringatan Hari Santri Nasional di Martapura, Kabupaten Banjar, diisi berbagai festival yang diikuti 50 pesantren se-Kalsel.

Featured-Image
Pembukaan Peringatan Hari Santri Nasional di Alun - Alun Ratu Zalecha Martapura, Kabupaten Banjar, Selasa (22/10/2024). Foto-MC Banjar

bakabar.com, MARTAPURA - Rangkaian peringatan Hari Santri Nasional di Martapura, Banjar, berlangsung begitu meriah. Berpusat di RTH Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura, kegiatan ini diisi berbagai festival yang diikuti 50 pondok pesantren di Kalimantan Selatan.

Berlangsung hingga 27 Oktober 2024, kegiatan ini digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banjar yang berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar).

Mengusung tema "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan", kegiatan resmi dibuka oleh Pjs Bupati Banjar, Akhmad Fydayeen, Selasa (22/10) sore.

Adapun kegiatan yang digelar meliputi festival habsyi, musabaqah tilawatil Qur'an, musabaqah tilawatil kutub, musabaqah khattil Qur'an, kirab santri, pidato Bahasa Arab, expo ponpes dan bahtsul matsail.

Selain berbagai perlombaan, juga terdapat stan-stan pondok pesantren yang memamerkan berbagai prestasi dan program pendidikan.

Pjs Bupati Banjar Akhmad Fydayeen mengucapkan selamat Hari Santri Nasional tahun 2024, dan berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung kesuksesan pelaksanaan hari santri nasional di Kabupaten Banjar.

“Hari ini kita bersama sama merayakan semangat dan kegigihan para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan melawan kebodohan. Semoga momentum hari santri menggugah semangat dan keberanian para santri dalam berbakti dan mengabdi demi Indonesia tercinta serta khususnya untuk Kabupaten Banjar,” harapnya.

Sementara itu ketua panitia kegiatan Ali Husein Al Idrus menerangkan tentang penetapan tanggal 22 Oktober sebagai hari santri nasional. Menurutnya, hal tersebut berdasarkan resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU,  KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

“Resolusi jihad ini menyerukan kewajiban umat islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajah. Lantaran jasa dan perjuangan santri dan pesantren yang ikut terlibat dalam perjuangan di masa lalu, maka pemerintah menetapkan hari santri untuk diperingati setiap tahunnya,” jelasnya.

Di sisi lain, Kasi Kesenian Bidang Kebudayaan Disbudporapar Banjar, Ina Wangsih menjelaskan, sebagai daerah yang dijuluki Kota Serambi Mekkah dan juga Kota Santri, sudah selayaknya Peringatan Hari Santri Nasional diperingati dengan berbagai kegiatan keagamaan.

"Semoga adanya peringatan Hari Santri ini akan lebih meningkatkan peran santri dalam mengukuhkan pilar-pilar NKRI, yang sudah ditunjukkan sejak zaman sebelum kemerdekaan, zaman perjuangan perebutan kemerdekaan, hingga sekarang dalam mengisi kemerdekaan," papar Ina Wangsih.

Editor


Komentar
Banner
Banner