bakabar.com, BANJARMASIN –HAChairansyah resmi dilantik menjadi bupati Hulu Sungai Tengah (HST). Pelantikan pria yang sebelumnya menjabat Plt BupatiHuluSungaiTengah(HST) itu digelar di Gedung Mahligai Pancasila, hampir pukul 15.00 Wita, Jumat (1/3) atau molor sejam dari perkiraan.
Pelantikan juga dilaksanakan setelah hampir setahun Bupati HST non-aktif H Abdul Latif tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.Chairansyah akan menjabat sebagai orang nomorsatu HST untuk sisa masa jabatan 2016-2021.
Dalam pelantikan, terlihat hadir para pemangku kepentingan Pemerintah Kabupaten HST. Mereka tampak mengenakan pakaian rapi. Jas dan peci warna hitam melengkapi masing-masing undangan.
Satu buah meja, alas kaca disiapkan untuk penandatanganan surat keputusan HAChairansyah menjadi bupati.
Tak hanya pejabat pemerintahan HST, di depan gedung pelantikan, telihat hilir mudik mobil plat merah mengantarkan para pejabat tingkat provinsi ke acara tersebut.
Sebelumnya, HAChairansyah adalah wakil Bupati H Abdul Latif priode tahun 2016 – 2021.
Baca Juga:Pelantikan Bupati HST Definitif, Secercah Harapan untuk Meratus
Namun sejak 9 Januari 2018, Abdul Latif resmi berhenti karena kasus yang melilitnya. Untuk mengisi kekosongan, maka HAChairansyah menjadi PLT Bupati HST.
Sebelumnya pada 4 Januari 2018, pukul 09.20 WIB tim KPK menangkap Donny Witono selaku Direktur Utama PT Menara Agung di Bandara Junada, Surabaya, saat akan terbang ke Banjarmasin.
Di waktu yang sama, tim KPK lainnya mengamankan Fauzan Rifani selaku Ketua Kadin Barabai di rumahnya. Dari rumah tersebut, diamankan beberapa buku tabungan.
Masih di hari yang sama Tim KPK mengamankan Abdul Latif di kantornya dan membawanya ke rumah dinas. Dari lokasi itu, KPK mengamankan uang Rp 65.650.000 di dalam brankas, serta sejumlah buku tabungan
Kemudian tim KPK mengamankan Abdul Basit selaku Direktur PT Sugriwa Agung di Pasar Khusus Murakata Barat, Barabai, HST, Kalsel.
Estafet kepemimpinan di Bumi Murakata itu bak oase di padang tandus. Dilantiknya Chairansyah membuka harapan baru bagi masyarakat adat Dayak menjaga Meratus dari ancaman pertambangan batu bara.
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz F