bakabar.com, BANJARMASIN – Megaproyek jalan bebas hambatan Banjarbaru-Batulicin sempat dikonsultasikan Komisi III DPRD Provinsi Kalsel kepada Direktorat Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan dan Fasilitas Jalan Darat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI di Jakarta belum lama ini.
Dalam rapat evaluasi Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) tahun 2018, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebut hasil kerja konsultan pembangunan jalan bebas hambatan itu ‘ngaco’.
Bukan tanpa alasan, dewan melihat kinerja lapangan para konsultan yang disebut sudah mencapai 90 persen itu tak akurat.
“Hasil ekspos konsultan di kementerian ngaco. Dari hitungannya, konsultan menyebut potensi di Tanah Bumbu, Batulicin diangkut ke Trisakti, itu terbalik,” kata Surinto anggota Komisi III DPRD Kalsel.
Mestinya kata Surinto, dibangunnya jalan bebas hambatan untuk mengangkut potensi dari daerah Hulu Sungai ke Batulicin. Bukan mengangkut potensi dari daerah Batulicin ke pelabuhan trisakti.
‘”Masa potensi Tanah Bumbu, Batulicin seperti kelapa sawit atau batu bara yang diangkut lewat jalan bebas hambatan,” sambungnya.
Harusnya yang dihitung, sambung Surinto, adalah potensi dari daerah Hulu Sungai yang dilabuhkan di Pelabuhan Batulicin.
Baca Juga: Pembiayaan Jalan Tol Banjarbaru-Batulicin Perlu Dimatangkan Lagi
Melihat hasil presentasi konsultan pembangunan jalan bebas hambatan yang dianggap tak sesuai itu, Komisi III meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kalsel memanggil konsultan itu untuk mempersentasikan hasil yang akan diekspos pada Kementerian.
“Saya bilang ada PU, hasil kerja konsultan itu harus yang benar dan akurat, karena mereka dibayar pakai uang rakyat,” ujarnya.
Selain itu, yang menyebabkan jalan bebas hambatan makin lambat pembangunannya adalah hasil Internal Rate of Return (IRR) yang masih tidak tepat. IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi.
Surinto menyebut, jika ingin menarik investor datang, mestinya poin rasio IRR harus di atas 12 poin. Jika di bawah, tidak akan mungkin investor mau mengambil.
“Hitung-hitungan konsultan IRR-nya masih 4,6 poin. Harusnya IRR berada di angka 12 poin,” sambungnya.
Dari kacamata Surinto, nyatanya IRR jalan bebas hambatan itu di bawah dari 4,6 poin. Jika ditelisik, poin Rasio IRR jalan bebas hambatan diperkirakan di angka 1 poin lebih.
Sebagai pengingat, Pemprov Kalsel di bawah kepemimpinan Gubernur Sahbirin Noor bertekad membangun jalan tol antara Banjarbaru-Batulicin. Perkiraan panjangnya sekitar 125 kilometer. Adanya jalan bebas hambatan bisa memangkas waktu perjalanan 2 sampai 3 jam saja.
Sejauh ini terkait skema pembiayaannya sudah dikonsultasikan ke Direktorat Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitas Jalan Darat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pekan lalu.
Hasilnya, untuk merealisasikan jalan tol itu memerlukan biaya yang tak sedikit. Proyek ini tergolong megaproyek atau proyek besar, yang umumnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk itu, pembangunannya mesti melalui proses kajian secara ekonomi serta aspek lain dengan melibatkan pihak ketiga.
Baca Juga: Jokowi Janji Realisasi Proyek Kereta Api dan Tol Banjarbaru-Batulicin
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah