bakabar.com, SAMARINDA – Ratusan mahasiswa menentang rencana pembangunan pabrik semen di Gunung Karst di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin (25/3) siang. Aksi unjuk rasa berlangsung di seputar Jalan Gajah Mada, Samarinda Kota.
Masuknya investasi pabrik semen dinilai bakal membawa kerusakan pada ekosistem hutan kapur karst.
Lebih dari itu, sumber air yang berasal dari gunung akan tertutup. Kekeringan abadi terhadap lereng dan lembah gunung akan terjadi. Tak hanya itu, mata pencaharian warga yang umumnya petani dan nelayan akan menghilang .
“Investasi ini tak sebanding dengan kerusakan alam dan hilangnya potensi pariwisata di Kutim dan Berau,” Koordinator Aksi, Armen saat berorasi dari mobil komando.
Aksi gabungan melibatkan mahasiswa dari berbagai kampus di Kaltim, Samarinda, Tenggarong, dan Balikpapan. Diperkirakan 300 orang hadir.
Dari pantauan di lapangan, jalannya demo diwarnai bentrokan antara polisi dan mahasiswa. Saling dorong terjadi. Mahasiswa membalasnya melempar kayu, bambu, batu dan tanaman pot dari sekitar pagar gedung kantor Gubernur Kaltim itu.
Ratusan polisi dari Brimob pun disiagakan di jalur protokol.
Selain itu, polisi kemudian mengalihkan lalu lintas, demi menghindari penumpukan kendaraan di Jalan Gajah Mada, mulai dari kawasan Teluk kering dan Pelabuhan Samarinda.
“Untuk saat ini masih bisa dikendalikan, kami terus menegosiasikan dengan peserta aksi,” terang Wakapolres Samarinda, AKBP Dedi Agustono.
Dari informasi sementara, dua mahasiswa mengalami luka, satu di antaranya dilarikan ke RS menggunakan ambulans polisi.
Tak hanya itu, satu polisi dikabarkan turut dilarikan karena luka di sekitar mata sebelah kanan.
Editor: Fariz F