Tak Berkategori

Canda Menristekdikti Bernuansa Politis: Jangan Nyoblos Dua, Nyoblos Satu Saja

apahabar.com, BANJARMASIN – Di akhir pemaparan Kuliah Umum dengan tema “Meningkatkan Kinerja Tri Darma Perguruan Tinggi di…

Featured-Image
Menristekdikti Prof H Mohammad Nasir foto bersama dengan petinggi dan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) serta sejumlah mahasiswa. Foto-apahabar.com/Muhammad Robby

bakabar.com, BANJARMASIN – Di akhirpemaparan Kuliah Umum dengan tema “Meningkatkan Kinerja Tri Darma Perguruan Tinggi di Era Disrupsi”, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Republik Indonesia (RI), Prof H Mohammad Nasir, pH.D., Ak menyampaikan pesan kepada para mahasiswa sebagai pemilih Milineal di Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 mendatang.

“Mahasiswa jangan golput, sebab suara mahasiswa akan mempengaruhi demokrasi Indonesia,” ucapnya kepada seluruh audien, Selasa (5/3/2019).

Ia berharap agar rakyat khususnya generasi milineal bisa memanfaatkan hak pilih sesuai dengan hati nurani masing-masing.”Semoga rakyat memanfaatkan hak pilih sesuai dengan nurani,” imbaunya.

Baca Juga:Resmikan Puluhan Gedung Baru, Menteri Nasir Puji Rektor ULM

Sebelum mengucapkan salam tanda mengakhiri pemaparan Kuliah Umum, Nasir sempat bercanda kepada audiens terkait Pemilu 2019 mendatang. “Jangan nyoblos dua, karena nyoblos dua itu batal atau tidak sah. Jadi, nyoblos satu saja,” ucapnya sambil tertawa.
Lantas, statement Nasir tersebut membuat sebagian audien tertawa dan tersenyum.

Dalam Kuliah Umum dengan tema “Meningkatkan Kinerja Tri Darma Perguruan Tinggi di Era Disrupsi”, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Republik Indonesia (RI), Prof. H. Mohammad Nasir, pH.D., Ak menyampaikan tantangan perguruan tinggi di era Industri 4.0.

“Jangan heran peran manusia aman digantikan oleh mesin dan robot,” ucap Nasir saat pemaparan Kuliah Umum di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Selasa (5/3/2019).

Menurutnya, 75-375 juta tenaga kerja global beralih profesi atau mengalami pergeseran. Bahkan, sebanyak 1,8 juta orang pekerjaan digantikan artificial intelligence.

Artinya, kata Nasir, teknologi akan melahirkan berbagai profesi yang saat ini belum ada, sehingga Indonesia perlu meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja dengan teknologi digital.

Adapun peran Perguruan Tinggi (PT), sambung Nasir, sangat penting di era Industri 4.0 saat ini. Perguruan Tinggi harus menghasilkan lulusan berkualitas, kompetitif, berkarakter, terampil dan enterpreneur.

Menanggapi masalah tersebut, Kemenristekdikti menyediakan kurikulum di Era Industri 4.0, yakni kurikulum berbasis literasi data, teknologi dan manusia. “Taiwan sudah mewajibkan semua mahasiswa baru untuk mengambil kuliah programming (termasuk data analisys) dan artificial intelligent. Begitu juga Korea Selatan,” cetusnya.

Di akhir pemaparan, Nasir memberikan laptop kepada 5 mahasiswa dengan capaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Baca Juga:Kuliah Umum Menteri Nasir di ULM: Kecerdasan Buatan Akan Pengaruhi Lapangan Kerja

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner