apahabar, JAKARTA - Prabowo Subianto berjanji menurunkan harga bahan pokok seperti telur sampai daging pada 100 hari pertama jika ia menjadi Presiden. Pernyataan itu menurai reaksi.
Peneliti INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, harga pangan itu saat ini yang penting stabil dan tidak bergerak terlalu tinggi.”Jika harga telur dipaksa turun, maka akan merugikan peternak,” kata Bhima seperti dilansir detiknews.com, Sabtu (9/2/2019).
Dia menyebutkan, harga telur ayam hingga daging sapi tak bisa ditekan begitu saja. Misalnya harga daging setelah keluar dari rumah potong hewan memang sudah mahal.
“Kecuali pak Prabowo ambil jalan pintas dengan impor besar-besaran di 100 hari pertama ia menjadi Presiden,” imbuh dia. Namun itu kontradiktif dengan janji tidak akan ada impor pangan.
Dikemukakan Bhima kembali, langkah penurunan harga kebutuhan pokok belum mendesak untuk dilakukan. Pasalnya angka inflasi nasional masih relatif terjaga dan tidak keluar dari yang sudah ditargetkan.
Ia melihat pernyataan calon presiden nomor urut 02 ini janji populis. Kalau mau menurunkan harga pangan dan tidak memukul peternak, rantai distribusi harus dipotong, tengkulak perannya dikurangi. Kemudian membangun infrastruktur pertanian, sehingga biaya transportasi tidak mahal.
“Itu kan tidak bisa dilakukan dalam 100 hari," ungkapnya.
Baca Juga:Polisi Periksa Kejiwaan Si Pembanting Motor
Editor: Syarif