bakabar.com, BATULICIN – Peringatan Hari Pahlawan pada 7 Februari di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) menjadi refleksi bagi masyarakat untuk kembali mengenang beratnya perjuangan para pahlawan dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
Pada peringatan Hari Pahlawan dipusatkan di Panggung Budaya Pagatan, Kamis (7/2), cucu Raja Pagatan ke 9, Andi Satria Jaya membacakan nukilan sejarah perjuangan pahlawan 7 Februari di hadapan sejumlah pejabat Pemkab Tanbu dan unsur Muspida.
Dalam nukilannya, Andi menerangkan pada 1946 atau satu tahun setelah Indonesia merdeka, di pesisir tenggara Pulau Kalimantan terjadi peristiwa nahas yang terus dikenang sampai hari ini.
Baca Juga: Tiga Tahun Jeblok, Akhirnya Akuntabilitas Kinerja Pemkab Tanbu Dapat Nilai B
Saat itu, 38 pejuang Pagatan gugur di medan perang. Gugurnya pahlawan itu karena sebelumnya rakyat Pagatan ditipu dengan kedatangan pasukan penjajah dengan menggunakan 5 kapal yang mengibarkan bendera merah putih dari atas kapal.
Digunakannya bendera merah putih oleh penjajah jelas mengecoh rakyat Pagatan. Masyarakat Pagatan saat itu mengira 5 kapal yang datang adalah bala bantuan dari Pulau Jawa. Sebab, sebelumnya rakyat Pagatan sudah mendengar informasi akan diserang oleh para penjajah.
Karena strategi penjajah yang licik, rakyat Pagatan tertipu dan tidak dalam kondisi siap berperang. Meski demikian, para penjajah membutuhkan waktu 9 jam sebelum merengsek masuk ke jantung pertahanan rakyat Pagatan. Dalam peristiwa tersebut, 38 orang gugur di medan perang.
Di antara para pejuang yang gugur antara lain, Haji Muhammad Nurung, Muhammad Khuzalifah/La Capa, Abdurahim, La Sennung, La Ongke, dan puluhan nama lain yang selalu disebut di dalam peringatan 7 Februari.
Nama-nama pejuang yang gugur dibacakan satu per satu oleh Andi S Jaya di atas panggung budaya. Sementara peserta upacara dari berbagai kalangan terlihat khusyuk mendengarkan.
Untuk diketahui, Andi S Jaya adalah cucu dari Raja Pagatan terakhir,Arung Abdu Rahim. Saat ini, Andi yang juga menjadi Kepala Desa Mattone masih menyimpan sejumlah dokumen yang terkait dengan sejarah Pagatan.
Bupati Tanbu, H Sudian Noor, mengatakan perjuangan pahlawan harus menjadi inspirasi bagi masyarakat. Namun, ia menyampaikan para pejuang tidak hanya mereka yang berjuang di medan perang, tetapi setiap orang adalah pejuang bagi dirinya sendiri dan keluarganya.
Baca Juga:Ready Kambo Dampingi Sudian Noor, Supiansyah: Bupati dan Wakil Harus Rukun
Reporter: Puja Mandela
Editor: Muhammad Bulkini