bakabar.com, BANJARMASIN – Kasus kecelakaan lalu lintas di Kota Banjarmasin justru terjadi bukan di waktu sibuk. Kecelakaan kerap terjadi di waktu waktu lengang atau sepi, yakni sekira pukul 22.00 sampai 04.00.
“Seharusnya kejadian itu tidak terjadi, namun justru di jam-jam seperti itulah menimbulkan kerawanan kecelakaan. Sebab pengemudi ataupun pengendara merasa mereka bebas. Sepi tanpa hambatan, menganggap hanya mereka sendirian berkendara di jalan, padahal hal seperti itulah menyebabkan terjadinya human error,” jelas Kasat Lantas Polres Banjarmasin Kompol Wibowo kepada bakabar.com, Kamis (28/2).
Baca Juga:Pertemuan Trump dan Kim Dimulai dengan Jabat Tangan
Kecelakaan yang terjadi, kata dia, akibat faktor alam maupun human error pengendara di jalan.
"Biasanya disebabkan terlebih dahulu adanya pelanggaran dari pengendara," ujar perwira berpangkat satu melati ini.
Salah satu faktor pelanggaran yang dimaksud adalah di mana pengendara melakukan tindakan melanggar rambu lalu lintas.
Dicontohkan saat traffic light padam, atau saat melintas pada jembatan kerap ditemui pengendara yang mengendara di jalur yang salah.
Dari beberapa kasus laka lantas, meminjam data Satlantas Polres Banjarmasin, sebanyak 80 persen di antaranya karena human error.
Adapun, sampai Februari 2019, polisi mencatat, sudah delapan kasus laka lantas terjadi.
Di mana empat korbannya meninggal, enam mengalami luka berat, dan sebagian lainnya luka ringan.
Dari analisis polisi, sejumlah kasus laka menyasar pada masyarakat pendatang, mereka yang tidak mengerti karakteristik jalan kota, dan tidak paham rambu-rambu di dalam kota.
Wibowo yang sudah dua setengah tahun menjabat, juga menjelaskan lain hal terkait mengapa balapan liar masih saja ada.
Menurutnya, secara penanganan, pihak kepolisian sudah melakukan tindakan dengan membentuk tim khusus ataupun upaya-upaya melalui sistem. Jika ada balapan liar, aparat langsung menindak. Namun rupanya hal itu diungkapkan kurang efektif.
“Kalo dulu petugas itu mendapat laporan lalu mengejar dan membubarkan, ternyata hal itu tidak mengurangi dari sikap balapan liar," jelasnya.
"Sekarang ini kami mencoba dengan menempatkan petugas patroli pada titik balapan liar. Nah, dengan begitu pembalap ini akan merasa takut beraksi. Karena apa? mereka sudah melihat polisi ada di situ, sehingga dengan sendirinya mereka bubar,” ujar dia mengakhiri.
Baca Juga:Sebar Surat Larangan Kampanye di Tempat Ibadah
Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Fariz F