Tak Berkategori

Ekonom Kalsel: BBM Turun Cuma Euforia Sesaat

apahabar.com, BANJARMASIN – Ekonom Kalimantan Selatan menilai kebijakan menurunkan harga BBM oleh pemerintah terbilang lambat dan…

Featured-Image
Tampak antrean kendaraan roda dua mengular di SPBU Sabilal, belum lama ini. Muhtadin Banjarmasin Foto-apahabar.com/Rizal

bakabar.com, BANJARMASIN – Ekonom Kalimantan Selatan menilai kebijakan menurunkan harga BBM oleh pemerintah terbilang lambat dan bukan kabar istimewa.

“Logikanya, harga minyak dunia sudah lama turun, dan memang seharusnya, Pemerintah juga menyesuaikan,” kata Mohammad Zainul pengamat ekonomi yang juga dosen pasca sarjana Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary, Selasa (12/2).

Kepada bakabar.com, Zainul menambahkan turunnya harga minyak bukanlah hal yang mengembirakan. Karena saat ini minyak dunia pun sedang turun. Selain itu, jenis minyak yang diturunkan adalah jenis minyak yang biasanya dipakai kalangan menengah, yang mana dampaknya akan sangat kecil pada ekonomi kerakyatan.

“Karena kebanyakan ekonomi kecil bergantung pada BBM subsidi seperti Premium dan Solar,” sambungnya.

Kebijakan penurunan harga BBM, dianggap hanya akan memberikan harapan pemerintah di tahun politik. Dia menilai, apa yang kini sedang dilakukan pemerintah hanya akan memberikan percikan harapan sesaat dengan menurunkan harga BBM.

Baca Juga: Pemerintah Tindak Tegas Badan Usaha Langgar Harga BBM

Di sisi lain, Zainul memberikan masukan, ekonomi Indonesia saat ini terbilang masih rapuh, yang mana ketergantungan akan harga minyak dunia masih tinggi.

Mestinya negara seukuran Indonesia yang kaya sumber daya mineral, kata dia, bisa mandiri mengelola hasil migas tanpa perlu melakukan impor lagi.

Senada, Ketua Hiswana Migas Kalimantan Selatan Saibani, melihat kebijakan Kementerian ESDM menurunkan harga jual BBM non-subsidi adalah hala yang biasa saja.

“Perlu diketahui, kalau kami melihatnya (BBM nonsubsidi turun) sesuatu yang biasa saja,” Ujar H Saibani, Selasa (12/2).

Perlu diketahui, lima badan usaha yang menjual BBM non-subsidi telah menurunkan harga BBM nonsubsidi sejak Februari 2019. Mereka, yakni PT Aneka Petroindo Raya, PT Vivo Energy Indonesia, PT Shell Indonesia, PT Total Oil Indonesia, dan PT Pertamina (Persero).

Khusus untuk Pertamina, penyesuaian harga BBM sudah dilakukan mulai 10 Februari 2019 pukul 00.00 waktu setempat. Besaran penyesuaian harga BBM bervariasi sampai dengan Rp800/liter.

Alhasil, untuk Pertamax Turbo disesuaikan dari Rp 12.000 menjadi Rp 11.200 per liter atau turun Rp 800 per liter sedangkan Pertamax disesuaikan dari Rp 10.200 menjadi Rp 9.850 per liter. Sementara , Pertalite tetap harganya, yakni Rp 7.650 per liter.

Penurunan harga ini mengacu pada Keputusan Menteri ESDM No. 19 K/10/MEM/2019 tentang formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran jenis BBM umum yang disalurkan lewat SPBU atau SPBN, efektif berlaku sejak 1 Februari 2019.

Penurunan harga jual eceran jenis BBM nonsubsidi merespon harga minyak dunia yang turun dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Penurunannya berkisar antara Rp50 hingga Rp1.100 per liter.

Baca Juga: Harga BBM Turun, Hiswana Migas Kalsel Soroti Penggunanya

Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner