bakabar.com, JAKARTA – "Please wake up Hasan, come with me!" begitu kalimat yang dilontarkan seorang perempuan Palestina pada rekaman video yang diambil ketika ia menangisi jenazah adik laki-lakinya di salah satu rumah sakit di Gaza.
Jenazah tersebut adalah Hasan Iyad Shalaby (14), satu dari dua remaja yang dikabarkan gugur saat mengikuti aksi protes Great March of Return pada Jumat (8/2).
Di hari yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, Shalaby terkena peluru yang ditembakkan oleh tentara Israel, tepat di dadanya.
"Paramedis sempat melakukan penanganan, namun Shalaby sudah mengembuskan napas terakhirnya sesaat setelah serangan tembakan itu menembus dadanya," pernyataan Kemenkes Palestina di Gaza yang ditulis lebih lanjut oleh situs berita Middle Eye Monitor.
Sementara anak remaja lain yang juga gugur bernama Hamza Mohammad Ishtiwi (18). Tak hanya tembakan, Hamza juga dikabarkan sempat mendapat pukulan di bagian leher.
Hamza pun tak sempat mendapat penanganan, sebab ia dinyatakan sudah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit di Gaza.
Sudah memasuki Jumat ke-46, ribuan warga Palestina melakukan aksi protes Great March of Return. Sebuah gerakan protes besar yang dimulai warga Gaza sejak 30 Maret 2018 silam.
Gerakan masif ini menuntut iktikad baik atas pencabutan blokade dan pengembalian hak atas tanah air bangsa Palestina.
Baca Juga:Awal Tahun, Layanan Kesehatan ACT Sapa Gaza
Setiap Jumat terus berulang, sudah berpekan-pekan terjadi, tuntutan warga Gaza tak pernah berujung pada keputusan-keputusan baik dari Israel.
Sebaliknya, korban jiwa justru terus berjatuhan dari pihak Palestina ketika protes dan lemparan batu dibalas dengan desingan peluru tajam dari militer Israel.
Kemenkes Palestina di Gaza menyebutkan, dalam protes terakhir Jumat (8/2) kemarin, selain menewaskan Hasan Iyad Shalaby dan Hamza Mohammad Ishtiwi, ada 17 warga Palestina yang mengalami luka-luka, termasuk dua wartawan dan empat petugas medis.
Menurut tulisan yang dimuat Aljazeera, pasukan Israel juga menembakkan tabung gas air mata ke sebuah ambulans dan menyemprotkan para demonstran dengan air limbah yang telah dimodifikasi secara kimia di sebelah timur Khan Younis, Gaza Timur.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengajak seluruh warga Kalsel untuk turut memberikan dukungan terbaik untuk Palestina.
"Kami menyerukan untuk membantu perjuangan rakyat Palestina dengan doa terbaik setiap hari. Doa yang sungguh-sungguh kita panjatkan ke langit, pertolongan langit untuk makhluk terbaik di bumi. Selain itu, mari kumpulkan donasi terbaik untuk turut memberikan kehidupan bagi para pejuang di Palestina," demikian seruan Arie Setiawan selaku Kepala Cabang ACT Kalsel, Senin (11/2).
Sementara itu, sejak protes Great March of Return berlangsung 30 Maret 2018 silam, menurut Al Mezan Center for Human Rights setidaknya 194 warga Palestina terbunuh di Gaza.
Dari jumlah tersebut, termasuk 28 orang anak-anak, seorang perempuan, dua orang jurnalis, tiga paramedis, dan tiga warga difabel.
Data lain menyebut, sejak 30 Maret lalu, tidak kurang dari 9.970 warga Gaza terluka, termasuk 1.815 anak-anak, 419 perempuan, 114 paramedis, 105 jurnalis.
Jumlah korban terluka tersebut termasuk 5.645 yang terluka diduga karena terkena peluru tajam dari Israel.
Baca Juga:ACT MRI Langsung Respon Kebakaran di Pelambuan
Editor: Fariz Fadhillah