bakabar.com, BANJARMASIN – Pertamina belum tahu kapan elpiji 3 kg non-subsidi di Kalimantan Selatan akan mulai dipasarkan.
Region Manager Communication and CSR Kalimantan Yudi Nugraha mengatakan penjualan elpiji 3 kg non subsidi saat ini masih dalam tahap percobaan.
“Di Jakarta juga sebenarnya masih percontohan nih. Untuk di Kalimantan kita belum tahu,” ujar Yudi dihubungi bakabar.com, Kamis (31/1).
Baca Juga:Agar Tepat Sasaran, DPRD Kalsel Sarankan Bentuk Perusda Khusus
Yudi memastikan, hingga tiga bulan ke depan di wilayah Kalimantan khususnya belum ada rencana untuk penjualan elpiji 3 kg non-subsidi.
Dia juga belum mendapatkan informasi, apakah pada 2019 ini elpiji tersebut akan turut disebarluaskan di luar daerah Jakarta.
Hanya saja dirinya mengimbau pada masyarakat yang mampu atau berkecukupan untuk setia mengunakan elpiji non subsidi ukuran 5 atau 12 kg.
“Kalau alasannya mudah dibawa, elpiji 5 kg juga cukup mudah dibawa,” sambungnya.
Dikatakannya wilayah yang paling banyak menggunakan elpiji non subsidi ada di Kalimantan Barat.
Yudi tidak menyebutkan berapa jumlahnya. Namun dibanding daerah lain, penggunaan di Kalbar lebih banyak dibanding wilayah lain.
Sekedar diketahui, tampilan elpiji 3 kg non subsidi akan berbeda dengan elpiji 3 kg subsidi yang selama ini beredar di pasaran.
Perbedaan paling mencolok ada pada warna. Warna elpiji 3 kg sama persis dengan elpiji 5 kg, yakni ungu.
Karena tak disubsidi, pembeda lain ialah tabung LPG 3 kg non subsidi tak ada tulisan untuk masyarakat miskin, seperti LPG 3 kg subsidi.
Diluncurkannya elpiji 3 kg non subsidi menurutnya dapat mengurangi potensi kecurangan penjualan elpiji yang disubsidi.
Sebelumnya, Komisi II DPRD Kalimantan menilai dilepasnya produk tersebut ke pasaran dapat mengurangi ketergantungan masyarakat akan elpiji 3 kg subsidi saat ini.
Usulan tersebut dikatakannya menyusul kenaikan dan isu kelangkaan melanda sejumlah daerah di Banua, sebutan Kalsel.
Berdasarkan pantauan lapangan media ini, harga elpiji di Banjarmasin, Martapura, Kandangan, Rantau dan Banjarbaru berkisar Rp 28-35 ribu, belakangan waktu ini.
"Salah satu alasan masyarakat, beralih ke elpiji 3 kg karena mudah dibawa. Nah kita coba minta Pertamina mengeluarakan elpiji 3 kg," ujar Suwardi Sarlan Ketua Komisi II DPRD Kalsel ketika diwawancara bakabar.com, Kamis (31/1) siang.
Baca Juga:Pertamina Bantah LPG 3Kg di Kalimantan Selatan Langka
Reporter: Rizal Khalqi
Editor: Fariz F