Nasional

Cuncung Syafruddin H Maming, Wujudkan Jembatan Kotabaru – Batulicin dan Jalan Tol Batulicin – Banjarmasin (bagian 2 habis)

apahabar.com, BANJARMASIN  – Tak banyak orang tahu, ternyata Syafruddin H Maming, anggota DPRD Provinsi Kalsel, tak…

Featured-Image
Cuncung Syafruddin H Maming bersama Tuan Guru Bajang saat berziarah ke Makam Guru Sekumpul di Martapura. Foto – Andre/apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN – Tak banyak orang tahu, ternyata Syafruddin H Maming, anggota DPRD Provinsi Kalsel, tak pernah menikmati gajinya secara utuh sebagai anggota dewan. 70 persen gajinya disumbangkan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Sisanya, ia gunakan untuk keperluan transport, khususnya saat harus bolak-balik Banjarmasin-Batulicin. Bahkan, istri tercintanya, Dewi Kasih, tak pernah menikmati gajinya selama menjadi anggota DPRD Kalsel. Pun begitu dengan ketiga anak perempuannya; Delvia Mertania Sari, Sonia Tsabita, dan Ariqa Fatina Faiha.

“Jadi, anak dan istri saya memang tidak pernah makan dari uang itu. Sebagian besar saya berikan ke masyarakat yang membutuhkan. Sebab setiap hari ada saja yang datang minta tolong,” kata Syafruddin H Maming atau akrab disapa Cuncung.

Kepada anak-anaknya, pria penyuka kuliner tradisional terutama pindang ikan ini, mengambil pelajaran bagaimana H Maming mendidik dia dan saudara-saudaranya yang lain. H Maming, kata Cuncung, pernah berpesan kepada anak-anaknya agar menjadi orang yang jujur dan tidak pelit. Hal itu juga ia ajarkan kepada tiga anak perempuannya yang cantik.

Di mata teman-teman sekolahnya, Cuncung dikenal usil, bahkan nakal. Beragam kenakalan anak-anak seusianya pernah ia lakukan. Sering kali ia hanya membawa satu buku ke sekolah. Meski begitu, ia lumayan pandai. Ia pernah mendapat juara tiga dan pernah menjadi ketua Osis.

“Saya lumayan. Tapi usil kalau di sekolah. Kalau dibandingkan dengan adik saya Mardani, ya, sama saja nakalnya,” kata Cuncung sambil tertawa.

img

Cuncung ditengah massa mendampingi Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dalam sebuah acara pengajian. Foto _ Andre / bakabar.com

Baca Juga:Cuncung Syafruddin H Maming, Dari Kades Pulau Burung Menuju Parlemen di Senayan (Bagian 1)

Cuncung tercatat sebagai alumni di SDN 1 Batulicin angkatan 1991. Kemudian melanjutkan ke SMP 1 Batulicin angkatan 1994. Ia sempat pindah ke Surabaya lalu bersekolah di SMA Mujahidin Surabaya dan lulus pada 1997. Ia juga sempat mengenyam bangku kuliah S1 jurusan sosial politik di Uniska Banjarmasin.

Lalu, apa yang akan diperjuangkan Cuncung jika ia terpilih menjadi anggota DPR RI nanti?

Cuncung ingin jembatan penghubung Kotabaru – Batulicin bisa terlaksana. Ia ingin jalan tol Banjarbaru – Batulicin segera dapat difungsikan. Ia ingin melihat wisata maritim di Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kalsel secara umum, maju seperti di Pulau Jawa.

Cuncung meyakini, jika infrastruktur suatu daerah baik, maka masyarakat di daerah itu pun akan maju dan sejahtera. “Buat apa panen melimpah tapi hasilnya tidak bisa di bawa keluar,” ia memberi contoh.

Sebagai calon legislatif yang mewakili aspirasi dari masyarakat di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru, Cuncung memiliki banyak impian untuk Kalsel. Ia punya banyak energi untuk mewujudkan mimpinya itu. Tapi tentu saja semuanya membutuhkan dukungan dari masyarakat di Kalsel.

Sebagai politisi, terkadang orang memandang Cuncung H Maming sebagai sosok yang terlalu ramah, terlalu welcome, dan terlalu sederhana. Tapi, itulah gayanya. Ia sama sekali bukan politisi borjuis yang ekslusif. Ia adalah sosok politisi egaliter yang mungkin langka di era seperti sekarang ini.

Cuncung mengaku sangat menikmati berada di dalam arena politik. Apalagi, ia punya prinsip tak pernah mencari musuh. “Politik justru akan menambah banyak teman,” begitu katanya. Ia juga sudah sangat siap lahir dan batin saat memutuskan untuk ikut bertarung di kontestasi Pemilu 2019 nanti. “Apapun risikonya saya siap,” katanya, optimistis. (Advetorial)

Baca Juga: Setelah Berziarah ke Sekumpul, TGB Bertamu ke Kediaman KH Syaifuddin Zuhri

Reporter: Puja MandelaEditor: Budi Ismanto



Komentar
Banner
Banner