bakabar.com, JAKARTA - Super Blood Moon adalah ketepatan waktu ketika Gerhana bulan total berbarengan dengan super moon (bulan terlihat lebih besar). Peristiwa langka itu akan terjadi di Januari mendatang.
Ini adalah satu-satunya gerhana bulan total âjuga dikenal sebagai bulan darah (blood moon)- pada 2019.
Gerhana bulan total adalah saat Bumi berada langsung antara Matahari dan Bulan. Ini berarti Bulan berada di bawah bayang-bayang Bumi.
“Selama gerhana bulan total, Bulan biasanya berubah menjadi merah gelap karena diterangi oleh cahaya yang telah melewati atmosfer Bumi dan telah dipantulkan ke Bulan dengan pembiasan,” kata Royal Museum Greenwich Inggris.
“Debu di atmosfer menghalangi gelombang cahaya biru frekuensi tinggi, tetapi semakin panjang gelombang cahaya merah datang.”
Gerhana bulan total, yang terjadi pada jam-jam awal 21 Januari 2019, adalah istimewa karena juga akan menjadi “supermoon”, sebuah fenomena di mana bulan purnama bertepatan dengan jarak terdekatnya ke Bumi, yang dikenal sebagai perigee. Ini membuat Bulan tampak lebih besar dari biasanya.
Dalam wawancara dengan Time pada bulan Juli, ilmuwan planet NASA Rick Elphic mengatakan hal yang tidak biasa untuk memiliki gerhana matahari total dan Supermoon terjadi begitu dekat.
"Biasanya bertahun-tahun antara gerhana bulan yang memiliki supermoon di dalamnya," katanya kepada majalah itu. “Kita kebetulan berada dalam siklus musiman di mana tahun lalu ada satu dan kemudian tahun ini, ada satu dan saya rasa tidak akan ada gerhana supermoon lainnya untuk sementara waktu.”
Menurut timeanddate.com, gerhana bulan total akan terlihat dari Amerika Utara dan Selatan serta bagian barat Eropa dan Afrika.
Baca Juga:Enam Wilayah di Kalsel Berpotensi Hujan Lebat
Sumber: Antara
Editor: Muhammad Bulkini